Minggu, 29 Maret 2020

Makalah Iman Kepada Hari akhir dan Iman Kepada Qadha Qadar


MAKALAH
Iman kepada Hari Akhir dan Iman kepada Qadha dan Qadar


Mata Kuliah: Materi PAI I
Dosen Pengampu
Amin Nasrullah, S.Ag.,M.Ag
Disusun oleh Kelompok 3:
Afif Robizal                                                                                        (180511509)
Bambang Ardiansyah                                                                                     (180511554)
Indah Sastra Maulida                                                                          (180511518)
Putri Miftahul Huda                                                                           (180511510)
PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGARA
2019

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Tak lupa shalawat serta salam kita haturkan kepada baginda Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga (ahlubait), sahabat (ahlusunnah wal jamaah) serta para pengikutnya hingga akhir zaman.
            Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Amin Nasrullah, S.Ag.,M.Ag. yang telah membimbing dan mengajarkan Mata Kuliah Materi PAI I ini serta pihak-pihak yang bersangkutan yang telah membantu sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
            Meskipun demikian, dalam penyusunan makalah ini, kami sangat menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
            Demikian yang bisa kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih. Semoga apa yang kita lakukan mendapat ridho dari Allah SWT.
Tenggarong, 2 Oktober 2019


Kelompok 3


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A.    Latar Belakang..................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 2
A.    Pengertian Hari Akhir........................................................................... 2
B.     Tanda Terjadinya Hari Akhir................................................................ 2
C.     Fungsi Beriman Kepada Hari Akhir..................................................... 13
D.    Pengertian dan Dalil Naqli Qadha dan Qadar...................................... 14
E.     Macam dan Fungsi Beriman Kepada Qadha & Qadar......................... 17
BAB III PENUTUP....................................................................................... 22
A.    Kesimpulan........................................................................................... 22
B.     Saran..................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 23



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Umat muslim wajib tahu 6 rukun iman, diantaranya iman kepada allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab, iman kepada nabi & rasul, iman kepada hari akhir, serta iman kepada qadha dan qadar. Dari ke-6 rukun iman itu kita sebagai umat muslim wajib mengimani dikarenakan rukun iman itu sebagai tolak ukur untuk keimanannya kepada Allah SWT.
Diantaranya rukun iman ke-5 adalah hari akhir, kita wajib mengimani adanya hari akhir dari kehidpan yang kita jalani di dunia ini walaupun kita tidak tahu kapan datangnya hari akhir tetapi di Al-qur’an sudah dituliskan di wajibkan untuk semua kaum muslimin untuk mengimaninya, mengimani hari akhir adalah salah satu cara agar kita selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Rukun iman ke-6 adalah qadha & qadar, qadha & qadar adalah ketetapan yang sudah digariskan oleh Allah SWT kepada makhluk-Nya baik berupa rezeki, jodoh, kematian, nasib yang tidak dapat di duga-duga dan tidak dapat kita atur sendiri sebab itu merupakan ketentuan ilahi sebagai umat muslim kita harus tau dan wajib mengimani seluruh rukun iman dan mampu mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari beriman pada hari akhir?
2.      Apa saja tanda-tanda hari akhir?
3.      Bagaimana fungsi iman kepada hari akhir?
4.      Apa pengertian dari beriman kepada qadha dan qadar?
5.      Apa saja takdir dan fungsi beriman kepada qadha dan qadar?

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Hari Akhir (Kiamat)
            Hari Kiamat adalah peristiwa di mana alam semesta beserta isinya hancur luluh yang membunuh semua makhluk di dalamnya tanpa terkecuali. Hari kiamat ditandai dengan bunyi terompet sangkakala oleh Malaikan Israfil atas perintah dari Allah SWT.
            Setelah semua makhuk yang hidup mati maka Allah SWT akan membali memerintahkan Malaikat Israfil untuk meniup terompet untuk yang kedua kali guna membangunkan orang semua yang telah mati untuk bangkit kembali mulai dari manusia pertama zaman Nabi Adam hingga manusia yang terakhir saat kiamat tiba untuk melaksanakan hari pembalasan.

B.     Tanda Terjadinya Hari Akhir
            Tanda-tanda kiamat sebenarnya dapat diklasifikasikan dalam dua golongan utama yakni tanda-tanda kiamat kecil (sugra) dan tanda-tanda kiamat besar (kubra), yaitu:
1.      Tanda-tanda kiamat kecil (sugra)
Tanda-tanda kecil hari kiamat atau yang juga disebut dengan asyrath shughra adalah tanda-tanda yang mendahului Kiamat atau menandai datangnya kiamat dalam jarak atau jangka waktu yang lama, dan biasanya peristiwa tersebut telah terjadi atau masih terjadi hingga saat ini, yaitu:
a.       Diutus dan Wafatnya Nabi Muhammad SAW
Muhammad SAW adalah rasul akhir zama, datangnya dan wafatnya beliau adalah salah satu tanda kiamat sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut ini:
·         ‘(Masa) diutusnya aku dan (hari terjadinya) Kiamat seperti dua (jari) ini’.”(Anas Radhiyallahu ‘Anhu) berkata, “Dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam merapatkan jari telunjuk dengan jari tengahnya.” (HR. Muslim).
·         Rasul juga bersabda, ‘Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat ………’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Kematianku’.” (HR. Al-Bukhari).
b.      Penaklukan Baitul Maqdis
Baitul maqdis adalah salah satu tempat bersejarah islam yang ada di Yerussalem, Palestina. Pada masa kekhalifahan Umar bin Khatab, Baitul Maqdis berhasil ditaklukkan oleh umat islam di tahun 16 H. Penaklukan baitul maqdis ini adalah salah satu tanda-tanda kiamat kecil yang disebutkan dalam hadits. Dalam hadits tersebut disebutkan bahwa Auf bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu berkata, “Rasulullah bersabda : ‘Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat ………’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Penaklukan Baitul Maqdis’.” (HR. Al-Bukhari).
c.       Wabah Tha’un ‘Amwas
Wabah thaun amwas adalah suatu penyakit yang menyerang hewan ternak dan tanda ini telah muncul sejak zaman kekhalifahan umar bin Khatab dan menewaskan banyak orang pada saat itu. Dalam hadits  ‘Auf bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu sebelumnya juga disebutkan bahwa Rasul bersabda : “Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat ………’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Kemudian banyaknya kematian yang menimpa kalian bagaikan penyakit (qu’ash1) kambing’.” (HR. Al-Bukhari).
d.      Banyaknya orang kaya dengan harta berlimpah
Tanda-tanda kiamat kecil lainnya adalah banyaknya orang kaya yang memiliki harta melimpah sehingga tidak ada orang yang mau atau pantas mendapatkan sedekah (baca keutamaan bersedekah). Pada zaman tersebut manusia akan mendapatkan harta dengan mudah sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA bahwa rasul bersabda:
“Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga harta benda banyak pada kalian, lalu melimpah ruah, sampai-sampai menyusahkan pemilik harta (mencari) orang yang menerima sedekah darinya, dan seorang dipanggil (untuk) menghadapnya, lalu dia berkata, ‘Aku tidak memiliki keperluan terhadapnya’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
e.       Munculnya Beragam Fitnah
Fitnah atau tuduhan yang tidak mendasar dan segala perbuatan keji yang ditujukan pada umat islam adalah salah satu tanda kiamat kecil sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits dari Abu Musa al-Asy’ary bahwa Rasul bersabda:
“Sesungguhnya menjelang datangnya hari Kiamat (terjadi) banyak fitnah, bagaikan bagian malam yang gelap gulita. Seseorang yang di pagi hari dalam keadaan beriman, dan di sore harinya menjadi kafir. (Ada) yang di sore harinya dalam keadaan beriman, dan di pagi harinya menjadi kafir. Orang yang duduk di saat itu lebih baik daripada orang yang berdiri, orang yang berdiri di saat itu lebih baik daripada orang yang berjalan, dan orang yang berjalan saat itu lebih baik daripada orang yang berlari. Maka patahkanlah busur-busur kalian, putuskanlah tali-tali busur kalian, dan pukulkanlah pedang-pedang kalian ke batu. Jika (rumah) salah seorang dari kalian dimasuki (fitnah), maka jadilah seperti yang terbaik dari kedua anak Adam (Habil).” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim). Adapun peristiwa fitnah tersebut meliputi  fitnah-fitnah yang berasal dari arah Timur (al-masyrik), pembunuhan ‘Utsman Ra, peperangan dan sebaiknya umat islam mampu melindungi dirinya dari segala bentuk fitnah tersebut.
f.       Fenomena Nabi Palsu
Dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu dari Nabi  Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
“Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga dibangkitkan ‘para dajjal (pendusta)’  yang (jumlahnya) mendekati tiga puluh, semuanya mengaku bahwa mereka adalah utusan Allah (Rasulullah).”
Banyak sudah manusia yang mengaku sebagai nabi dan hal ini sudah berlangsung sejak masa kekhalifahan khulafaur rasyidin. Dimasa khalifah Abu bakar, muncul pendusta seperti Musailamah al-Kadzdzab kemudian nabi palsu lainnya yakni a al-Aswad al-‘Ansi muncul di negeri Yaman Demikian juga dengan Thulaihah bin Khuwailid al-Asadi yang mengaku sebagai nabi dan kemudian bertaubat dan memeluk agama islam. Di masa saat ini kita juga sering mendengar tentang orang yang mengaku sebagai nabi seperti Mirza Ghulam ahmad yang berasal dari India.
g.      Fenomena Api Hijaz
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
“Tidak akan terjadi hari Kiamat sampai api keluar dari tanah Hijaz yang  menerangi leher-leher unta di Bashra”. Fenomena api hijaz adalah api yang muncul pada pertengahan abad ke-7 Hijriyah, atau tepatnya di tahun 654 H dan para ulama berpendapat bahwa kobaran api tersebut adalah salah satu tanda kiamat kecil.
h.      Merebaknya Perzinaan
Masalah perzinahan bukan barang baru dalam kehidupan manusia dan bahkan di zaman modern ini perzinahan semakin marak dan banyak orang yang melakukan hal tersebut atas nama pergaulan bebas serta melakukan zina tanpa adanya hubungan pernikahan. Merebaknya zina adalah salah satu tanda kiamat kecil sebagaimana yang disebutkan dalam hadits
‘Sesungguhnya diantara tanda-tanda Kiamat adalah ………’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Merebaknya perzinaan’.”
i.        Riba Merajalela
Riba adalah perbuatan yang diharamkan oleh Allah karena dapat membawa kerugian bagi umat manusia. Masyarakat saat ini banyak yang tidak memperdulikan harta yang mereka peroleh dan tidak merasa berat akan harta yang diperoleh dari riba misalnya pinjaman dari bank. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu rasul bersabda:
“Sungguh akan datang suatu zaman pada manusia, seseorang tidak peduli (lagi) dengan (status) kehalalan atau keharaman harta yang ia peroleh”.
j.        Maraknya Minuman Keras (Khamer) dan Menganggapnya Halal
Khamar atau minuman keras dan segala yang memabukkan dapat dengan mudah kita jumpai saat ini termasuk minuman beralkohol yang dijual dipasaran. Hal ini adalah salah satu tanda kiamat kecil sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang  diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu berkata “Aku mendengar Rasulullah bersabda:
‘Diantara tanda-tanda Kiamat adalah ………’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘(Maraknya) minuman khamer ’.”
k.      Berlomba-lomba Menghiasi Masjid dan Berbangga-bangga dengannya
Umat islam membangun masjid dan menghiasinya dengan megah dan berbangga-bangga dengannya sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut:
“Sungguh kamu akan menghiasinya (yaitu: masjid-masjidmu) sebagaimana bangsa Yahudi dan Nashrani menghias (tempat-tempat ibadah mereka).” (Al-Bukhari)
l.        Zaman Semakin Singkat
Waktu yang semakin singkat, bulan semakin terasa pendek dan hari-hari berlangsung dengan cepat adalah salah satu tanda hari kiamat sudah semakin dekat. Hal ini disebutkan dalam hadits berikut ini:
“Tidak akan terjadi hari Kimat hingga zaman semakin singkat, maka jadilah setahun bagaikan sebulan, sebulan bagaikan sepekan, sepekan bagaikan  hari jum’at seperti sehari, sehari bagaikan sejam, dan sejam bagaikan seperti terbakarnya pelepah pohon kurma (cepat sekali, ).” (HR.Ahmad, at-Tirmidzi, dan Al-Albani).
m.    Banyaknya Orang-Orang yang Ditenggelamkan ke Dalam Bumi, Diubah Raut Wajahnya dan Dilempar Batu
Tanda lainnya dari kiamat adalah banyaknya kemaksiatan yang meraja lela dan banyak manusia yang ditenggelamnkan ke bumi. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Akan ada pada akhir umatku (orang-orang) yang ditenggelamkan ke dalam bumi, dirubah rawut wajahnya, dan dilempari (batu).” Aisyah Radhiyallahu ‘Anha berkata: ‘Aku bertanya, (Wahai Rasulullah, apakah kami akandibinasakan sementara masih ada orang-orang soleh ditengah-tengah kami?)). Beliau menjawab, “Benar, ketika kemaksiatan telah merajalela.
n.      Banyaknya kebodohan dan diangkatnya ilmu
Tanda-tanda kiamat kecil yang selanjutnya adalah diangkatnya ilmu pengetahuan dan meninggalnya ulama-ulama yang membawa ilmu tersebut. Disamping itu, kebodohan semakin merajalela dalam artian kebodohan yang menyangkut ilmu agama dan syariat islam.

2.      Tanda-tanda kiamat besar (kubra)
Adapun tanda-tanda besar hari kiamat atau yang dikenal dengan asyrath kubra adalah , peristiwa-peristiwa besar yang muncul sebelum kiamat dan menandakan bahwa kiamat akan terjadi dalam waktu yang sangat dekat dan peristiwa tersebut hanya terjadi sekali bukan berulang-ulang, yaitu
a.       Munculnya Asap (ad-Dukhan)
Tanda-tanda hari kiamat kubra yang berikutnya adalah munculnya asap. Allah subhanahu wa Ta’alaberfirman:
 فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِي السَّمَاءُ بِدُخَانٍ مُبِينٍ (10) يَغْشَى النَّاسَ هَذَا عَذَابٌ أَلِيمٌالدخان: 10-11
Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih.” (ad-Dukhan: 10-11). Ayat ini merupakan ancaman kepada kaum musyrikin Quraisy khususnya dan orang-orang kafir umumnya bahwa Allah subhabahu wa Ta’ala akan menurunkan adzab kepada mereka berupa asap yang akan menutupi mereka seluruhnya.
b.      Keluarnya ad-Dabbah (binatang yang dapat berbicara)
Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman:
 النمل: 82وَإِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِنَ اْلأَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لاَ يُوقِنُونَ
"Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.”(an-Naml: 82) Berkata para ulama tentang ayat di atas bahwa makna “telah jatuh atas mereka” adalah telah layak ancaman Allah untuk mereka. Hal itu karena kemaksiatan, kefasikan dan kekafiran mereka telah melampaui batasnya. Mereka telah berpaling dari ayat-ayat Allah, tidak mau membaca dan tunduk pada hukum-hukumnya, di mana tidak berguna lagi nasehat untuk mereka, dan tidak memalingkan mereka peringatan-peringatan.
c.       Terbitnya Matahari dari sebelah barat
1)      Muslim meriwayatkan dari Hudzafah bin Usaid radliyallaahu ‘anhu, bahwasannya Rasulullahshallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda :
إنها لن تقوم حتى ترون قبلها عشر آيات". فذكر الدخان، والدجال، والدابة، وطلوع الشمس من مغربها، ونزول عيسى ابن مريم صلى الله عليه وسلم....
“Tidaklah tegak hari kiamat hingga kalian melihat sepuluh tanda-tanda sebelumnya, yaitu : Ad-Dajjaal, kabut (ad-dukhaan), ad-daabbah, terbitnya matahari dari arah barat, turunnya ‘Isa bin Maryam shallallaahu ‘alaihi wa sallam….”.[1][7]
2)      Al-Imam Ahmad dan Muslim meriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr radliyallaahu ‘anhuma, ia berkata :
حفظتُ من رسول الله صلى الله عليه وسلم حديثًا لم أنسه بعد، سمعتُ رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : إن أول الآيات خروجًا طلوعُ الشمس من مغربها
“Aku menghapal dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam sebuah hadits yang aku tidak lupa setelahnya. Aku pernah mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Sesungguhnya tanda-tanda (besar hari kiamat) pertama yang akan muncul adalah terbitnya matahari dari arah barat”.
d.      Keluarnya Dajjal
Diriwayatkan dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyebutkan perkara Dajjal pada satu hari. Beliau merendahkan dan kadang mengeraskan suaranya hingga kami menyangka dia ada di pojok kebun korma. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
ْرُ الدَّجَّالِ أَخْوَفُنِي عَلَيْكُمْ إِنْ يَخْرُجْ وَأَنَا فِيْكُمْ فَأَنَا حَجِيْجُهُ دُوْنَكُمْ وَإِنْ يَخْرُجْ وَلَسْتُ فِيْكُمْ فَامْرُؤٌ حَجِيْجُ نَفْسِهِ وَاللهُ                خَلِيْفَتِي عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ إِنَّهُ شَابٌّ قَطَطٌ عَيْنُهُ طَافِئَةٌ كَأَنِّي أُشَبِّهُهُ بِعَبْدِ الْعُزَّى بْنِ قَطَنٍ، فَمَنْ أَدْرَكَهُ مِنْكُمْ فَلْيَقْرَ أْ    عَلَيْهِ فَوَاتِحَ سُوْرَةِ الْكَهْفِ، إِنَّهُ خَارِجٌ خَلَّةً بَيْنَ الشَّامِ وَالْعِرَاقِ فَعَاثَ يَمِيْنًا وَعَاثَ شِمَالاً، يَا عِبَادَ اللهِ فَاثْبُتُوا
“Selain Dajjal lebih aku takutkan (menimpa) kalian. Karena jika Dajjal keluar dan aku masih ada di antara kalian niscaya aku akan menjadi pelindung kalian. Jika dia keluar ketika aku telah tiada maka setiap muslim akan menjadi pembela dirinya sendiri. Allah yang akan menjaminku membela setiap muslim. Dia adalah seorang pemuda yang sangat keriting, matanya tidak ada cahayanya, aku mengira dia mirip dengan Abdul ‘Uzza bin Qathan. Barangsiapa di antara kalian mendapatinya bacalah awal surat Al-Kahfi. Dia akan keluar dari jalan antara Syam dan Irak, berjalan ke kiri dan ke kanan. Wahai hamba-hamba Allah, istiqamahlah.” (HR. Muslim no. 2937)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ خَلْقٌ أَكْبَرُ مِنْ الدَّجَّالِ
“Tidak ada antara penciptaan Adam dan hari kiamat makhluk yang lebih besar dari Dajjal (dalam satu riwayat: fitnah yang lebih besar dari fitnah Dajjal).” (HR. Muslim no. 2946)
e.       Turunya Nabi Isa AS
Imam Muslim (nomor 2937) disebutkan kisah turunnya Nabi Isa ‘alaihish shalatu was salam. Di antara kisahnya adalah:
فبينما هو كذلك إذ بعث الله المسيح ابن مريم فينزل عند المنارة البيضاء شرقي دمشق بين مهرودتين واضعا كفيه على أجنحة ملكين إذا طأطأ رأسه قطر وإذا رفعه تحدر منه جمان كاللؤلؤ فلا يحل لكافر يجد ريح نفسه إلا مات ونفسه ينتهي حيث ينتهي طرفه فيطلبه حتى يدركه بباب لد فيقتله

“Ketika dia (Dajjal) dalam keadaan demikian, lantas Allah menurunkan Al Masih Ibnu Maryam. Dia akan turun di menara putih di bagian timur kota Damaskus mengenakan pakaian berwarna kuning kunyit dan meletakkan kedua telapak tangannya pada sayap kedua malaikat (yang membawanya turun). Jika dia menundukkan kepalanya maka air akan menetes dari kepalanya, dan jika dia menengadahkannya maka akan jatuh dari kepalanya butiran-butiran laksana mutiara. Tidaklah ada seorang kafir yang mencium aroma nafasnya melainkan pasti akan mati; dan aroma nafasnya tersebar sejauh pandangan matanya. Nabi Isa akan memburu Dajjal sampai beliau menemukannya di daerah Babu Ludd, lalu beliau membunuhnya.”
f.       Ya’juj dan Ma’juj
Kemunculan sebuah bangsa yang akan menciptakan kekacauan serta kerusakan di muka bumi telah ditakdirkan Allah subhanahuwata’ala sebagai salah satu penanda kiamat besar Radhiyallahu’anhu, bahwa Nabi Sallallahu’alaihiwassallam bersabda:
ن أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِي اللَّهم عَنْهم عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى ا عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَقُولُ ا تَعَالَى يَا آدَمُ فَيَقُولُ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ فِي يَدَيْكَ فَيَقُولُ أَخْرِجْبَعْثَ النَّارِ قَالَ وَمَا بَعْثُ النَّارِ قَالَ مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعَ مِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ فَعِنْدَهُ يَشِيبُ الصَّغِيرُ ) وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَىوَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ ا شَدِيدٌ ( قَالُوا يَا رَسُولَ ا وَأَيُّنَا ذَلِكَ الْوَاحِدُ قَالَ أَبْشِرُوا فَإِنَّ مِنْكُمْ رَجُلًا وَمِنْ يَأْجُوجَ        وَمَأْجُوجَ أَلْفًا
Allah subhanahuwata’ala berfirman kepada Adam: “Wahai Adam.” Maka Adam menjawab: “Labbaika wa sa’daika wal khairu fi yadaika (Aku sambut panggilan-Mu dengan senang hati dan kebaikan semuanya di tangan-Mu).” Kemudian Allah subhanahuwata’ala berfirman: “Keluarkan pasukan penghuni neraka.” Maka Adam bertanya: “Apa itu pasukan penghuni neraka?” Allah subhanahuwata’ala berfirman: “Mereka dari setiap seribu orang, sembilan ratus Sembilan puluh sembilan orang!” Maka ketika itu anak kecil menjadi beruban, setiap yang hamil melahirkan apa yang dikandungnya, dan kamu lihat orang-orang seakan-akan mabuk padahal mereka tidak mabuk, tetapi karena adzab Allah subhanahuwata’ala  yang sangat keras. Kemudian para sahabat bertanya: “Siapa yang satu itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Bergembiralah sesungguhnya penghuni neraka itu dari kalian satu dan dari Ya’juj wa Ma’juj seribu.” (HR. Al-Bukhari dengan Fathul Bari, juz 6 hal.382)

C.    Fungsi Iman kepada Hari Akhir
1.      Menambah keyakinan bahwa perbuatan di dunia sebagai bekal kehidupan di akhirat.
2.      Meyakini bahwa Allah swt akan memberikan balasan kepada hambanya sesuai dengan amal perbuatannya masing-masing.
3.      Dengan meyakini adanya hari akhir, maka seseorang akan memiliki sifat optimis dalam menjalani kehidupan di dunia ini untuk menyongsong kehidupan yang hakiki dan abadi kelak di akhirat.
4.      Menumbuhkan sifat ikhlas dalam beramal, istiqomah dalam pendirian dan khusuk dalam beribadah.
5.      Senantiasa melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar untuk mencapai ridha Allah swt.
6.      Meyakini bahwa segala perbuatan selama hidup di dunia ini yang baik maupun yang buruk harus dipertanggung jawabkan dihadapan Allah swt kelak di akhirat.

D.    Pengertian dan Dalil Naqli Qadha dan Qadar
            Beriman kepada qadha dan qadar merupakan rukun iman keenam. Iman kepada qadha dan qadar dalam ungkapan sehari-hari lebih dikenal dengan sebutan iman kepada takdir. Iman kepada takdir berarti percaya bahwa segala apa yang terjadi di alam semesta ini, seperti adanya sehat dan sakit, hidup dan mati, rezeki dan jodoh seseorang merupakan kehendak dan ketentuan Allah SWT. Walaupun takdir sudah ditetapkan Allah SWT, tapi tidak boleh pasrah begitu saja. Kita harus tetap berikhtiar dengan berusaha dan berdoa. Allah SWT. berfirman sebagai berikut:

اللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَحْمِلُ كُلُّ أُنْثَىٰ وَمَا تَغِيضُ الْأَرْحَامُ وَمَا تَزْدَادُ ۖ وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِمِقْدَارٍ

Artinya: “ Allah SWT. mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, apa yang kurang sempurna dan apa yang bertambah dalam rahim. Dan segala sesuatu ada ukuran di sisi-Nya.” (Q.S. Ar-Ra’d: 8)
1.      Pengertian Qadha dan Qadar
a)      Qadha
Qadha berarti ketetapan atau keputusan. Qadha dari Allah SWT. bearti segala sesuatu yang sudah ditetapkan dan diputuskan oleh Allah SWT. baik itu berkaitan dengan alam semesta, manusia, dan kehidupan. Secara bahasa, qadha bisa bearti membuat sesuatu, memutuskan perkara, dan melaksanakan perintah. Secara syar’i, qadha bermakna menetapkan, memerintah, dan memutuskan.
b)      Qadar
Secara bahasa, qadar bisa bermakna mengatur, mempersiapkan, membandingkan, mengagungkan, memutuskan, membagi dan mempersempit. Sedangkan qadar dari segi istilah berarti segala ketentuan Allah SWT. atas makhluk-makhluk-Nya, sesuai dengan ukuran atau porsi atau bisa juga hanya dari Allah. Kita hanya wajib mengimani tanpa boleh membantah atau mengingkari.
Hubungan antara qadha dan qadar berkaitan erat. Qadha mengacu pada hukum, undang-undang, dan ketetapan Allah SWT. yang berlaku atas semua makhluk-Nya, sedangkan qadar mengacu kepada pelaksanaan dari rencana Allah SWT. atas hukum, undang-undang, dan ketetapan Allah SWT.

2.      Ciri-ciri Beriman kepada Qadha dan Qadar
Adapun ciri-ciri orang yang beriman kepada qadha dan qadar antara lain sebagai berikut:
a)      Percaya bahwa apapun yang terjadi pada dirinya sudah menjadi ketentuan Allah SWT. sehingga tidak bersikap takabur.
b)      Bersabar dalam menghadapi ujian dari Allah SWT.
c)      Rajin dalam berusaha dan tidak mudah menyerah.
d)     Bersikap optimis dan tetap berusaha meskipun belum berhasil.
e)      Tawakal dan berdoa kepada Allah SWT. atas usaha yang telah dilakukannya.
f)       Tidak meminta pertolongan kepada selain Allah SWT.

3.      Dalil Naqli Beriman Kepada Qadha & Qadar
Berikut akan kami terangkan beberapa dalil naqli yang menerangkan bahwa Allah SWT yang memberikan ketentuan/ketetapan kepada makhluk-Nya diantara lain pada Q.S AL-Qamar : 49 yang berbunyi :
Dalil Pertama
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
Artinya :
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”
(Q.S AL-Qamar : 49   Dalam ayat ini allah Swt menyatakan telah menetapkan segala sesuatu dengan ukuran. Semua sudah ditetapkan oleh Allah, dan manusia harus menerimanya dengan ikhlas. Allah swt maha adil, jika potensi satu orang dengan orang lain berbeda, tentu hal itu sudah diketahui oleh Allah. Orang yang kaya tidak lebih baik dari orang yang miskin. Orang yang memiliki rezeki banyak, belum tentu lebih baik daripada yang mempunyai rezeki sedikit. Semua telah mempunyai ukurannya sendiri-sendiri. Kita harus menerimanya. Allah swt menetapkan sesuatu yang tidak kita ingini tentu Allah swt lebih tahu apa yang menurut-Nya baik untuk hamba-Nya. Kita hanya perlu mengimani dan meyakini segala ketetapan yang sudah Allah swt yang ditetapkan untuk kita adalah yang terbaik untuk kita.
Dalil Kedua,
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ ۗ وَإِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ مِنْ عِنْدِكَ ۚ قُلْ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ فَمَالِ هَٰؤُلَاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا
Artinya :
“Dimanapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada dalam benteng yang tinggi dan kokoh. Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan ini, “ini dari sisi Allah,” dan jika mereka ditimpa suatu keburukan, mereka mengatakan,”ini dari engkau (Muhammad).” Katakanlah,”semuanya (datang) dari sisi Allah.’ Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir tidak memahami pembicaraan (sedikitpun)?”
(Q.S An-Nisa : 78 )
            Dalam ayat ini Allah swt mengingatkan semua orang pada umumnya bahwa kematian itu adalah hal yang yang mutlak terjadi kepada setiap manusia dan makhluk hidup yang lain. Takdir kematian tidak bisa tunda sebab itu adalah suatu perkara yang hanya Allah swt yang tau kapan kita akan di panggil menghadapnya untuk mempertanggung jawabkan perbuatan kita di dunia. Datangnya kematian tidak bisa ditebak atau diperkirakan atau juga dipikirkan karena merupakan sesuatu yang ghaib. Walaupun kita bersebunyi di benteng yang tinggi dan kokoh sekalipun, kematian akan tetap menghampiri kita pada saatnya tiba.

E.     Macam dan Fungsi Beirman kepada Qadha dan Qadar
1.      Macam-macam Takdir
Qadha & Qadar atau takdir dibagi menjadi dua, yaitu takdir muallaq dan takdir mubram.
a)      Takdir Muallaq
Takdir Muallaq secara bahasa artinya sesuatu yang digantungkan . Takdir Muallaq yaitu ketentuan Allah Swt yang mengikutsertakan peran manusia melalui usaha atau ikhtiarnya. Manusia diberi peran untuk berusaha, hasil akhirnya ditentukan oleh Allah swt. Perhatikan firman Allah dalam Q.S Ar-Ra’d ayat 11 dibawah ini :
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Artinya :
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri.”(Q.S Ar-Ra’d : 11).
     
      Agar seseorang menjadi pandai, sehat, dan hidup makmur maka harus berusaha meraihnya, bukan pasrah menunggu nasib. Tidak mungkin seseorang menjadi pandai kalau malas belajar, tidak mungkin seseorang menjadi sehat kalau tidak pernah olahraga, dan tidak mungkin seseorang menjadi kaya kalau malas bekerja. Jadi meskipun Allah swt telah menentukan segalanya, manusia tetap harus berusaha mengubah nasibnya.

b)      Takdir Mubram
Mubram secara bahasa artinya sesuatu yang tidak dapat dihindari atau sudah pasti. Jadi takdir mubram adalah ketentuan mutlak dari Allah swt. Yang pasti berlaku dan manusia tidak diberi peran untuk mewujudkannya. Contoh takdir mubram diantaranya jenis kelamin manusia, ajal, panjang/pendek usia, api memiliki sifat panas, bumi berbentuk bulat, gaya gravitasi, kejadian kiamat atau sebagainya. Kapan ajal menjemput dan dimanapun tempatnya semua sudah ditentukan oleh Allah swt.  Jika sudah tiba saat ajal menjemput semua orang tidak bisa mengelak, tidak bisa lari, tidak bisa diundur bahkan dimajukan. Inilah salah satu contoh ketentuan Allah swt yang disebut takdir mubram.
Perhatikan firman Allah swt  dalam Q.S Al-A’raf ayat 34 dibawah ini :
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Artinya :
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.”
(Q.S Al-A’raf : 34).
Melalui kedua takdir tersebut, sebenarnya ada dua kejadian yang terjadi di dunia ini, yaitu mukhayyar dan musayyar.
a)      Mukhayyar
Arti mukhayyar adalah bahwa manusia berada di area yang menguasainya sehingga manusia tunduk pada segala sesuatu yang terjadi, walaupun manusia sudah berusaha keras dalam hal ini, manusia tidak akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang terjadi. Sebab semua berada di luar kendali manusia. Contohnya, adalah kelahiran manusia sebagai seorang laki-laki atau perempuan, jenis rambut manusia yang berlainan dan warna kulit yang berbeda-beda.

b)      Musayyar
Musayyar adalah area yang dikuasai manusia, artinya manusia mempunyai peran atas kejadian yang terkait dengan dirinya. Atas dasar ini manusia akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah swt karena semua yang terjadi adalah atas pilihan manusia itu sendiri, apakah akan melakukannya atau tidak. Sebagai contoh perbuatan mencuri, Allah swt berfirman pada Q.S Ar-Ra’d ayat 11 seperti yang sudah disampaikan tadi.
            Pemahaman tentang kejadian ini juga terdapat pada Q.S Ar-Rum ayat 41 tentang fasad (Kerusakan) dan musibah, Allah swt berfirman :
Artinya :
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S Ar-Rum : 41)
            Melalui ayat tersebut Allah swt membedakan dua kejadian yang terjadi di dunia ini, yaitu fasad dan musibah. Fasad adalah kerusakan alam yang disebabkan oleh tangan-tangan atau perbuatan manusia, sedangkan musibah adalah kejadian alam atas kehendak Allah swt.

2.      Fungsi Beriman kepada Qadha dan Qadar
Beriman kepada qadha & qadar memiliki fungsi sebagai berikut :
a)      Membuat seseorang lebih meyakini bahwa cobaan itu adalah qadha & qadar Allah swt.
b)      Membuat manusia untuk menjauhkan dirinya dari sifat takabur karena manusia itu sangat lemah dihadapan Allah swt, dan Allah swt yang menentukan segala sesuatu yang terjadi di alams semesta.
c)      Membuat manusia tidak cepat putus asa.
d)     Membuat manusia untuk selalu berusaha dalam menjalani kehidupan di dunia.
e)      Membuat manusia menjadi sabar jika sedang tertimpa musibah atau sedang menghadapi cobaan.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Beriman kepada hari kiamat atau hari akhir merupakan rukun iman yang kelima, tidak ada yang tahu kapan hari kiamat itu akan datang, tetapi kita sebagai muslim sudah seharusnya untuk mengimani dan mempercayainya.
            Berbagai tanda-tanda hari akhir banyak bermunculan seperti kiamat sugra (kiamat kecil) dan adapula kiamat kubra (kiamat besar) yang tidak tahu kapan terjadinya.
            Pada kiamat kubra (kiamat besar) nanti, akan turun Nabi Isa as yang di Qadha’ yang merupakan realisasi atau pelaksanaan dari rencana Allah yang telah disusun, dan qadar merupakan rencana atau ketentuan yang Allah susun untuk direalisasikan kepada kehidupan nyata ini.
            Oleh karena itu, banyak sekali perbedaan pendapat mengenai kebebasan manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam bertindak, namun dalam setiap tindakannya Allah memberikan aturan tersendiri, yang memberikan batasan disetiap tindakan yang dilakukan oleh manusia. Manusia memiliki kewajiban untuk berusaha (ikhtiar), do’a, dan kemudian akhirnya mereka bertawakkal kepada Allah SWt., dan hasilnya ini merupakan takdir dari allah SWT.. Dengan kita mempercayai atau beriman kepada Qadha’ dan Qadar maka kita akan memiliki ketenangan dalam menjalani hidup ini dan mengurangi sifat kufur atas nikmat Allah SWT.
           
B.     Saran
            Sebagai seorang muslim, kita wajib mengetahui tentang hari akhir dan tentang qadha dan qadar. Agar kita senantiasa beriman dan ingat akan adanya kehidupan sesudah tiada atau bisa dikatakan akhirat. Perbanyaklah amal perbuatan yang baik dan menjauhi semua larangan-Nya.


DAFTAR PUSTAKA
Surya Badra, Tim. 2013. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Surakarta: PT Surya Badra
Zamzami, Afif. dkk. 2002. Pendidikan Agama Islam bermuatan Budi Pekerti dan HAM. Jakarta Timur: PT Balai Pustaka
(https://dalamislam.com/dasar-islam/tanda-tanda-kiamat-kecil) diakses pukul 10.30 Wita pada tanggal 6 Oktober 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar