MAKALAH
Iman
kepada Hari Akhir dan Iman kepada Qadha dan Qadar

Mata Kuliah: Materi PAI I
Dosen Pengampu
Amin
Nasrullah, S.Ag.,M.Ag
Disusun oleh Kelompok 3:
Afif Robizal (180511509)
Bambang Ardiansyah (180511554)
Indah Sastra Maulida (180511518)
Putri Miftahul Huda (180511510)
PROGRAM
STUDI AGAMA ISLAM
FAKULTAS
AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
KUTAI KARTANEGARA
2019
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Tak lupa
shalawat serta salam kita haturkan kepada baginda Nabi besar kita Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga (ahlubait), sahabat (ahlusunnah wal jamaah) serta para
pengikutnya hingga akhir zaman.
Dalam
kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Amin Nasrullah,
S.Ag.,M.Ag. yang telah membimbing dan mengajarkan Mata Kuliah Materi PAI I ini
serta pihak-pihak yang bersangkutan yang telah membantu sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Meskipun
demikian, dalam penyusunan makalah ini, kami sangat menyadari masih banyak
kekurangan dan kesalahan, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun.
Demikian
yang bisa kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih. Semoga
apa yang kita lakukan mendapat ridho dari Allah SWT.
Tenggarong, 2 Oktober 2019
Kelompok 3
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR
ISI.................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A.
Latar
Belakang..................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah................................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN............................................................................... 2
A.
Pengertian
Hari Akhir........................................................................... 2
B.
Tanda
Terjadinya Hari Akhir................................................................ 2
C.
Fungsi
Beriman Kepada Hari Akhir..................................................... 13
D.
Pengertian
dan Dalil Naqli Qadha dan Qadar...................................... 14
E.
Macam
dan Fungsi Beriman Kepada Qadha & Qadar......................... 17
BAB
III PENUTUP....................................................................................... 22
A.
Kesimpulan........................................................................................... 22
B.
Saran..................................................................................................... 22
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Umat muslim wajib
tahu 6 rukun iman, diantaranya iman kepada allah, iman kepada malaikat, iman
kepada kitab, iman kepada nabi & rasul, iman kepada hari akhir, serta iman
kepada qadha dan qadar. Dari ke-6 rukun iman itu kita sebagai umat muslim wajib
mengimani dikarenakan rukun iman itu sebagai tolak ukur untuk keimanannya
kepada Allah SWT.
Diantaranya rukun
iman ke-5 adalah hari akhir, kita wajib mengimani adanya hari akhir dari
kehidpan yang kita jalani di dunia ini walaupun kita tidak tahu kapan datangnya
hari akhir tetapi di Al-qur’an sudah dituliskan di wajibkan untuk semua kaum
muslimin untuk mengimaninya, mengimani hari akhir adalah salah satu cara agar
kita selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Rukun iman ke-6
adalah qadha & qadar, qadha & qadar adalah ketetapan yang sudah
digariskan oleh Allah SWT kepada makhluk-Nya baik berupa rezeki, jodoh,
kematian, nasib yang tidak dapat di duga-duga dan tidak dapat kita atur sendiri
sebab itu merupakan ketentuan ilahi sebagai umat muslim kita harus tau dan
wajib mengimani seluruh rukun iman dan mampu mengimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian dari beriman pada hari akhir?
2.
Apa
saja tanda-tanda hari akhir?
3.
Bagaimana
fungsi iman kepada hari akhir?
4.
Apa
pengertian dari beriman kepada qadha dan qadar?
5.
Apa
saja takdir dan fungsi beriman kepada qadha dan qadar?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hari Akhir (Kiamat)
Hari Kiamat adalah peristiwa di mana
alam semesta beserta isinya hancur luluh yang membunuh semua makhluk di
dalamnya tanpa terkecuali. Hari kiamat ditandai dengan bunyi terompet
sangkakala oleh Malaikan Israfil atas perintah dari Allah SWT.
Setelah semua makhuk yang hidup mati
maka Allah SWT akan membali memerintahkan Malaikat Israfil untuk meniup
terompet untuk yang kedua kali guna membangunkan orang semua yang telah mati
untuk bangkit kembali mulai dari manusia pertama zaman Nabi Adam hingga manusia
yang terakhir saat kiamat tiba untuk melaksanakan hari pembalasan.
B. Tanda
Terjadinya Hari Akhir
Tanda-tanda kiamat sebenarnya
dapat diklasifikasikan dalam dua golongan utama yakni tanda-tanda kiamat kecil
(sugra) dan tanda-tanda kiamat besar (kubra), yaitu:
1.
Tanda-tanda kiamat kecil (sugra)
Tanda-tanda
kecil hari kiamat atau yang juga disebut dengan asyrath shughra adalah
tanda-tanda yang mendahului Kiamat atau menandai datangnya kiamat dalam jarak
atau jangka waktu yang lama, dan biasanya peristiwa tersebut telah terjadi atau
masih terjadi hingga saat ini, yaitu:
a.
Diutus
dan Wafatnya Nabi Muhammad SAW
Muhammad
SAW adalah rasul akhir zama, datangnya dan wafatnya beliau adalah salah satu
tanda kiamat sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut ini:
·
‘(Masa)
diutusnya aku dan (hari terjadinya) Kiamat seperti dua (jari) ini’.”(Anas
Radhiyallahu ‘Anhu) berkata, “Dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
merapatkan jari telunjuk dengan jari tengahnya.” (HR. Muslim).
·
Rasul
juga bersabda, ‘Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat ………’
dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya :
‘Kematianku’.” (HR. Al-Bukhari).
b. Penaklukan Baitul Maqdis
Baitul maqdis adalah salah satu tempat
bersejarah islam yang ada di Yerussalem, Palestina. Pada masa
kekhalifahan Umar bin Khatab, Baitul Maqdis berhasil ditaklukkan oleh umat
islam di tahun 16 H. Penaklukan baitul maqdis ini adalah salah satu tanda-tanda
kiamat kecil yang disebutkan dalam hadits. Dalam hadits tersebut disebutkan
bahwa Auf bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu berkata, “Rasulullah bersabda : ‘Hitunglah
enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat ………’ dan beliau Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Penaklukan Baitul Maqdis’.”
(HR. Al-Bukhari).
c.
Wabah
Tha’un ‘Amwas
Wabah
thaun amwas adalah suatu penyakit yang menyerang hewan ternak dan tanda ini
telah muncul sejak zaman kekhalifahan umar bin Khatab dan menewaskan banyak
orang pada saat itu. Dalam hadits ‘Auf bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu
sebelumnya juga disebutkan bahwa Rasul bersabda : “Hitunglah enam (tanda)
menjelang datangnya hari Kiamat ………’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Kemudian banyaknya kematian yang menimpa
kalian bagaikan penyakit (qu’ash1) kambing’.” (HR. Al-Bukhari).
d.
Banyaknya
orang kaya dengan harta berlimpah
Tanda-tanda kiamat kecil lainnya adalah banyaknya orang
kaya yang memiliki harta melimpah sehingga tidak ada orang yang mau atau pantas
mendapatkan sedekah (baca keutamaan
bersedekah). Pada zaman tersebut manusia akan mendapatkan harta
dengan mudah sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh
Abu Hurairah RA bahwa rasul bersabda:
“Tidak
akan terjadi hari Kiamat hingga harta benda banyak pada kalian, lalu melimpah
ruah, sampai-sampai menyusahkan pemilik harta (mencari) orang yang menerima
sedekah darinya, dan seorang dipanggil (untuk) menghadapnya, lalu dia berkata,
‘Aku tidak memiliki keperluan terhadapnya’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
e.
Munculnya
Beragam Fitnah
Fitnah
atau tuduhan yang tidak mendasar dan segala perbuatan keji yang ditujukan pada
umat islam adalah salah satu tanda kiamat kecil sebagaimana yang diriwayatkan
dalam hadits dari Abu Musa al-Asy’ary bahwa Rasul bersabda:
“Sesungguhnya
menjelang datangnya hari Kiamat (terjadi) banyak fitnah, bagaikan bagian malam
yang gelap gulita. Seseorang yang di pagi hari dalam keadaan beriman, dan di
sore harinya menjadi kafir. (Ada) yang di sore harinya dalam keadaan beriman,
dan di pagi harinya menjadi kafir. Orang yang duduk di saat itu lebih baik
daripada orang yang berdiri, orang yang berdiri di saat itu lebih baik
daripada orang yang berjalan, dan orang yang berjalan saat itu lebih baik
daripada orang yang berlari. Maka patahkanlah busur-busur kalian, putuskanlah
tali-tali busur kalian, dan pukulkanlah pedang-pedang kalian ke batu. Jika
(rumah) salah seorang dari kalian dimasuki (fitnah), maka jadilah seperti yang
terbaik dari kedua anak Adam (Habil).” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim). Adapun
peristiwa fitnah tersebut meliputi fitnah-fitnah yang berasal dari arah
Timur (al-masyrik), pembunuhan ‘Utsman Ra, peperangan dan sebaiknya umat islam
mampu melindungi dirinya dari segala bentuk fitnah tersebut.
f.
Fenomena
Nabi Palsu
Dalam
ash-Shahihain dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu dari Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda :
“Tidak
akan terjadi hari Kiamat hingga dibangkitkan ‘para dajjal (pendusta)’
yang (jumlahnya) mendekati tiga puluh, semuanya mengaku bahwa mereka
adalah utusan Allah (Rasulullah).”
Banyak
sudah manusia yang mengaku sebagai nabi dan hal ini sudah berlangsung sejak
masa kekhalifahan khulafaur rasyidin. Dimasa khalifah Abu bakar, muncul
pendusta seperti Musailamah al-Kadzdzab kemudian nabi palsu lainnya yakni a
al-Aswad al-‘Ansi muncul di negeri Yaman Demikian juga dengan Thulaihah bin
Khuwailid al-Asadi yang mengaku sebagai nabi dan kemudian bertaubat dan memeluk
agama islam. Di masa saat ini kita juga sering mendengar tentang orang yang
mengaku sebagai nabi seperti Mirza Ghulam ahmad yang berasal dari India.
g. Fenomena Api Hijaz
Dari Abu
Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda :
“Tidak
akan terjadi hari Kiamat sampai api keluar dari tanah Hijaz yang menerangi
leher-leher unta di Bashra”. Fenomena api hijaz adalah api yang muncul pada pertengahan
abad ke-7 Hijriyah, atau tepatnya di tahun 654 H dan para ulama berpendapat
bahwa kobaran api tersebut adalah salah satu tanda kiamat kecil.
h. Merebaknya Perzinaan
Masalah
perzinahan bukan barang baru dalam kehidupan manusia dan bahkan di zaman modern
ini perzinahan semakin marak dan banyak orang yang melakukan hal tersebut atas
nama pergaulan bebas serta melakukan zina tanpa adanya hubungan pernikahan.
Merebaknya zina adalah salah satu tanda kiamat kecil sebagaimana yang
disebutkan dalam hadits
‘Sesungguhnya
diantara tanda-tanda Kiamat adalah ………’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Merebaknya perzinaan’.”
i.
Riba
Merajalela
Riba
adalah perbuatan yang diharamkan oleh Allah karena dapat membawa kerugian bagi
umat manusia. Masyarakat saat ini banyak yang tidak memperdulikan harta yang
mereka peroleh dan tidak merasa berat akan harta yang diperoleh dari riba misalnya pinjaman dari bank.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu rasul
bersabda:
“Sungguh
akan datang suatu zaman pada manusia, seseorang tidak peduli (lagi) dengan
(status) kehalalan atau keharaman harta yang ia peroleh”.
j.
Maraknya
Minuman Keras (Khamer) dan Menganggapnya Halal
Khamar atau minuman
keras dan
segala yang memabukkan dapat dengan mudah kita jumpai saat ini termasuk minuman
beralkohol yang dijual dipasaran. Hal ini adalah salah satu tanda kiamat kecil
sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu berkata “Aku mendengar Rasulullah
bersabda:
‘Diantara
tanda-tanda Kiamat adalah ………’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
menyebutkan diantaranya : ‘(Maraknya) minuman khamer ’.”
k. Berlomba-lomba Menghiasi Masjid dan
Berbangga-bangga dengannya
Umat islam
membangun masjid dan menghiasinya dengan megah dan berbangga-bangga dengannya
sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut:
“Sungguh
kamu akan menghiasinya (yaitu: masjid-masjidmu) sebagaimana bangsa Yahudi dan
Nashrani menghias (tempat-tempat ibadah mereka).” (Al-Bukhari)
l.
Zaman
Semakin Singkat
Waktu yang
semakin singkat, bulan semakin terasa pendek dan hari-hari berlangsung dengan
cepat adalah salah satu tanda hari kiamat sudah semakin dekat. Hal ini
disebutkan dalam hadits berikut ini:
“Tidak
akan terjadi hari Kimat hingga zaman semakin singkat, maka jadilah setahun
bagaikan sebulan, sebulan bagaikan sepekan, sepekan bagaikan hari jum’at
seperti sehari, sehari bagaikan sejam, dan sejam bagaikan seperti terbakarnya pelepah
pohon kurma (cepat sekali, ).” (HR.Ahmad, at-Tirmidzi, dan Al-Albani).
m. Banyaknya Orang-Orang yang
Ditenggelamkan ke Dalam Bumi, Diubah Raut Wajahnya dan Dilempar Batu
Tanda
lainnya dari kiamat adalah banyaknya kemaksiatan yang meraja lela dan banyak
manusia yang ditenggelamnkan ke bumi. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa
Rasulullah SAW bersabda:
“Akan ada
pada akhir umatku (orang-orang) yang ditenggelamkan ke dalam bumi, dirubah
rawut wajahnya, dan dilempari (batu).” Aisyah Radhiyallahu ‘Anha berkata: ‘Aku
bertanya, (Wahai Rasulullah, apakah kami akandibinasakan sementara masih ada
orang-orang soleh ditengah-tengah kami?)). Beliau menjawab, “Benar, ketika
kemaksiatan telah merajalela.
n. Banyaknya kebodohan dan diangkatnya
ilmu
Tanda-tanda
kiamat kecil yang selanjutnya adalah diangkatnya ilmu pengetahuan dan
meninggalnya ulama-ulama yang membawa ilmu tersebut. Disamping itu, kebodohan
semakin merajalela dalam artian kebodohan yang menyangkut ilmu agama dan
syariat islam.
2. Tanda-tanda kiamat besar (kubra)
Adapun tanda-tanda besar hari kiamat atau yang
dikenal dengan asyrath kubra adalah , peristiwa-peristiwa besar yang muncul
sebelum kiamat dan menandakan bahwa kiamat akan terjadi dalam waktu yang sangat
dekat dan peristiwa tersebut hanya terjadi sekali bukan berulang-ulang, yaitu
a. Munculnya Asap (ad-Dukhan)
Tanda-tanda hari kiamat kubra yang berikutnya
adalah munculnya asap. Allah subhanahu wa Ta’alaberfirman:
فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِي السَّمَاءُ بِدُخَانٍ مُبِينٍ (10) يَغْشَى النَّاسَ هَذَا عَذَابٌ أَلِيمٌ. الدخان: 10-11
“Maka tunggulah hari ketika
langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih.” (ad-Dukhan: 10-11). Ayat ini merupakan ancaman
kepada kaum musyrikin Quraisy khususnya dan orang-orang kafir umumnya bahwa Allah subhabahu wa Ta’ala akan menurunkan adzab kepada
mereka berupa asap yang akan menutupi mereka seluruhnya.
b. Keluarnya ad-Dabbah (binatang yang dapat
berbicara)
Allah subhanahu wa
Ta’ala berfirman:
النمل: 82وَإِذَا وَقَعَ
الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِنَ اْلأَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ
أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لاَ يُوقِنُونَ
"Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka,
Kami keluarkan sejenis binatang dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka,
bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.”(an-Naml: 82) Berkata para ulama tentang ayat di atas bahwa
makna “telah jatuh atas mereka” adalah telah layak ancaman
Allah untuk mereka. Hal itu karena kemaksiatan, kefasikan dan kekafiran mereka
telah melampaui batasnya. Mereka telah berpaling dari ayat-ayat Allah, tidak
mau membaca dan tunduk pada hukum-hukumnya, di mana tidak berguna lagi nasehat
untuk mereka, dan tidak memalingkan mereka peringatan-peringatan.
c. Terbitnya Matahari dari sebelah barat
1) Muslim meriwayatkan dari Hudzafah bin Usaid radliyallaahu
‘anhu, bahwasannya Rasulullahshallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah
bersabda :
إنها لن
تقوم حتى ترون قبلها عشر آيات". فذكر الدخان، والدجال، والدابة، وطلوع الشمس
من مغربها، ونزول عيسى ابن مريم صلى الله عليه وسلم....
“Tidaklah tegak hari kiamat hingga kalian
melihat sepuluh tanda-tanda sebelumnya, yaitu : Ad-Dajjaal, kabut (ad-dukhaan),
ad-daabbah, terbitnya matahari dari arah barat, turunnya ‘Isa bin Maryam
shallallaahu ‘alaihi wa sallam….”.[1][7]
2) Al-Imam Ahmad dan Muslim meriwayatkan dari ‘Abdullah bin
‘Amr radliyallaahu ‘anhuma, ia berkata :
حفظتُ
من رسول الله صلى الله عليه وسلم حديثًا لم أنسه بعد، سمعتُ رسول الله صلى الله
عليه وسلم يقول : إن أول الآيات خروجًا طلوعُ الشمس من مغربها
“Aku menghapal dari Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam sebuah hadits yang aku tidak lupa setelahnya. Aku
pernah mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda
: ‘Sesungguhnya tanda-tanda (besar hari kiamat) pertama yang akan
muncul adalah terbitnya matahari dari arah barat”.
d. Keluarnya Dajjal
Diriwayatkan dari An-Nawwas bin Sam’an
radhiyallahu ‘anhu: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyebutkan
perkara Dajjal pada satu hari. Beliau merendahkan dan kadang mengeraskan
suaranya hingga kami menyangka dia ada di pojok kebun korma. Beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata:
ْرُ الدَّجَّالِ أَخْوَفُنِي عَلَيْكُمْ إِنْ يَخْرُجْ وَأَنَا
فِيْكُمْ فَأَنَا حَجِيْجُهُ دُوْنَكُمْ وَإِنْ يَخْرُجْ وَلَسْتُ فِيْكُمْ
فَامْرُؤٌ حَجِيْجُ نَفْسِهِ وَاللهُ
خَلِيْفَتِي عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ إِنَّهُ شَابٌّ قَطَطٌ عَيْنُهُ طَافِئَةٌ
كَأَنِّي أُشَبِّهُهُ بِعَبْدِ الْعُزَّى بْنِ قَطَنٍ، فَمَنْ أَدْرَكَهُ مِنْكُمْ
فَلْيَقْرَ أْ عَلَيْهِ فَوَاتِحَ سُوْرَةِ الْكَهْفِ، إِنَّهُ
خَارِجٌ خَلَّةً بَيْنَ الشَّامِ وَالْعِرَاقِ فَعَاثَ يَمِيْنًا وَعَاثَ
شِمَالاً، يَا عِبَادَ اللهِ فَاثْبُتُوا
“Selain Dajjal lebih aku takutkan (menimpa)
kalian. Karena jika Dajjal keluar dan aku masih ada di antara kalian niscaya
aku akan menjadi pelindung kalian. Jika dia keluar ketika aku telah tiada maka
setiap muslim akan menjadi pembela dirinya sendiri. Allah yang akan menjaminku
membela setiap muslim. Dia adalah seorang pemuda yang sangat keriting, matanya
tidak ada cahayanya, aku mengira dia mirip dengan Abdul ‘Uzza bin Qathan.
Barangsiapa di antara kalian mendapatinya bacalah awal surat Al-Kahfi. Dia akan
keluar dari jalan antara Syam dan Irak, berjalan ke kiri dan ke kanan. Wahai
hamba-hamba Allah, istiqamahlah.” (HR. Muslim no. 2937)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
berkata:
مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ خَلْقٌ أَكْبَرُ
مِنْ الدَّجَّالِ
“Tidak ada antara penciptaan
Adam dan hari kiamat makhluk yang lebih besar dari Dajjal (dalam satu riwayat:
fitnah yang lebih besar dari fitnah Dajjal).” (HR. Muslim no. 2946)
e. Turunya Nabi Isa AS
Imam Muslim (nomor 2937) disebutkan kisah
turunnya Nabi Isa ‘alaihish shalatu was salam. Di antara kisahnya adalah:
فبينما هو كذلك إذ بعث الله المسيح ابن مريم فينزل عند المنارة
البيضاء شرقي دمشق بين مهرودتين واضعا كفيه على أجنحة ملكين إذا طأطأ رأسه قطر
وإذا رفعه تحدر منه جمان كاللؤلؤ فلا يحل لكافر يجد ريح نفسه إلا مات ونفسه ينتهي
حيث ينتهي طرفه فيطلبه حتى يدركه بباب لد فيقتله
“Ketika dia (Dajjal) dalam keadaan demikian, lantas Allah menurunkan Al Masih Ibnu Maryam. Dia akan turun di menara putih di bagian timur kota Damaskus mengenakan pakaian berwarna kuning kunyit dan meletakkan kedua telapak tangannya pada sayap kedua malaikat (yang membawanya turun). Jika dia menundukkan kepalanya maka air akan menetes dari kepalanya, dan jika dia menengadahkannya maka akan jatuh dari kepalanya butiran-butiran laksana mutiara. Tidaklah ada seorang kafir yang mencium aroma nafasnya melainkan pasti akan mati; dan aroma nafasnya tersebar sejauh pandangan matanya. Nabi Isa akan memburu Dajjal sampai beliau menemukannya di daerah Babu Ludd, lalu beliau membunuhnya.”
f. Ya’juj dan Ma’juj
Kemunculan sebuah bangsa yang akan
menciptakan kekacauan serta kerusakan di muka bumi telah ditakdirkan Allah
subhanahuwata’ala sebagai salah satu penanda kiamat besar Radhiyallahu’anhu,
bahwa Nabi Sallallahu’alaihiwassallam bersabda:
ن أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِي اللَّهم عَنْهم عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى ا عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَقُولُ ا تَعَالَى يَا آدَمُ فَيَقُولُ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ فِي يَدَيْكَ فَيَقُولُ أَخْرِجْبَعْثَ النَّارِ قَالَ وَمَا بَعْثُ النَّارِ قَالَ مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعَ مِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ فَعِنْدَهُ يَشِيبُ الصَّغِيرُ ) وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَىوَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ ا شَدِيدٌ ( قَالُوا يَا رَسُولَ ا وَأَيُّنَا ذَلِكَ الْوَاحِدُ قَالَ أَبْشِرُوا فَإِنَّ مِنْكُمْ رَجُلًا وَمِنْ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ أَلْفًا
Allah subhanahuwata’ala berfirman kepada Adam: “Wahai Adam.” Maka Adam menjawab: “Labbaika wa sa’daika wal khairu fi yadaika (Aku sambut panggilan-Mu dengan senang hati dan kebaikan semuanya di tangan-Mu).” Kemudian Allah subhanahuwata’ala berfirman: “Keluarkan pasukan penghuni neraka.” Maka Adam bertanya: “Apa itu pasukan penghuni neraka?” Allah subhanahuwata’ala berfirman: “Mereka dari setiap seribu orang, sembilan ratus Sembilan puluh sembilan orang!” Maka ketika itu anak kecil menjadi beruban, setiap yang hamil melahirkan apa yang dikandungnya, dan kamu lihat orang-orang seakan-akan mabuk padahal mereka tidak mabuk, tetapi karena adzab Allah subhanahuwata’ala yang sangat keras. Kemudian para sahabat bertanya: “Siapa yang satu itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Bergembiralah sesungguhnya penghuni neraka itu dari kalian satu dan dari Ya’juj wa Ma’juj seribu.” (HR. Al-Bukhari dengan Fathul Bari, juz 6 hal.382)
ن أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِي اللَّهم عَنْهم عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى ا عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَقُولُ ا تَعَالَى يَا آدَمُ فَيَقُولُ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ فِي يَدَيْكَ فَيَقُولُ أَخْرِجْبَعْثَ النَّارِ قَالَ وَمَا بَعْثُ النَّارِ قَالَ مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعَ مِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ فَعِنْدَهُ يَشِيبُ الصَّغِيرُ ) وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَىوَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ ا شَدِيدٌ ( قَالُوا يَا رَسُولَ ا وَأَيُّنَا ذَلِكَ الْوَاحِدُ قَالَ أَبْشِرُوا فَإِنَّ مِنْكُمْ رَجُلًا وَمِنْ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ أَلْفًا
Allah subhanahuwata’ala berfirman kepada Adam: “Wahai Adam.” Maka Adam menjawab: “Labbaika wa sa’daika wal khairu fi yadaika (Aku sambut panggilan-Mu dengan senang hati dan kebaikan semuanya di tangan-Mu).” Kemudian Allah subhanahuwata’ala berfirman: “Keluarkan pasukan penghuni neraka.” Maka Adam bertanya: “Apa itu pasukan penghuni neraka?” Allah subhanahuwata’ala berfirman: “Mereka dari setiap seribu orang, sembilan ratus Sembilan puluh sembilan orang!” Maka ketika itu anak kecil menjadi beruban, setiap yang hamil melahirkan apa yang dikandungnya, dan kamu lihat orang-orang seakan-akan mabuk padahal mereka tidak mabuk, tetapi karena adzab Allah subhanahuwata’ala yang sangat keras. Kemudian para sahabat bertanya: “Siapa yang satu itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Bergembiralah sesungguhnya penghuni neraka itu dari kalian satu dan dari Ya’juj wa Ma’juj seribu.” (HR. Al-Bukhari dengan Fathul Bari, juz 6 hal.382)
C.
Fungsi Iman kepada Hari Akhir
1. Menambah keyakinan bahwa perbuatan di dunia sebagai bekal
kehidupan di akhirat.
2. Meyakini bahwa Allah swt akan memberikan balasan kepada
hambanya sesuai dengan amal perbuatannya masing-masing.
3. Dengan meyakini adanya hari akhir, maka seseorang akan
memiliki sifat optimis dalam menjalani kehidupan di dunia ini untuk menyongsong
kehidupan yang hakiki dan abadi kelak di akhirat.
4. Menumbuhkan sifat ikhlas dalam beramal, istiqomah dalam
pendirian dan khusuk dalam beribadah.
5. Senantiasa melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar untuk
mencapai ridha Allah swt.
6. Meyakini bahwa segala perbuatan selama hidup di dunia ini
yang baik maupun yang buruk harus dipertanggung jawabkan dihadapan Allah swt
kelak di akhirat.
D.
Pengertian dan Dalil Naqli Qadha dan Qadar
Beriman kepada qadha dan qadar merupakan rukun iman keenam. Iman kepada
qadha dan qadar dalam ungkapan sehari-hari lebih dikenal dengan sebutan iman
kepada takdir. Iman kepada takdir berarti percaya bahwa segala apa yang terjadi
di alam semesta ini, seperti adanya sehat dan sakit, hidup dan mati, rezeki dan
jodoh seseorang merupakan kehendak dan ketentuan Allah SWT. Walaupun takdir
sudah ditetapkan Allah SWT, tapi tidak boleh pasrah begitu saja. Kita harus
tetap berikhtiar dengan berusaha dan berdoa. Allah SWT. berfirman sebagai
berikut:
اللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَحْمِلُ كُلُّ أُنْثَىٰ وَمَا تَغِيضُ الْأَرْحَامُ وَمَا تَزْدَادُ ۖ وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِمِقْدَارٍ
Artinya: “ Allah SWT. mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, apa yang kurang sempurna dan apa yang bertambah dalam rahim. Dan segala sesuatu ada ukuran di sisi-Nya.” (Q.S. Ar-Ra’d: 8)
1.
Pengertian
Qadha dan Qadar
a)
Qadha
Qadha berarti ketetapan atau keputusan. Qadha dari Allah SWT. bearti
segala sesuatu yang sudah ditetapkan dan diputuskan oleh Allah SWT. baik itu
berkaitan dengan alam semesta, manusia, dan kehidupan. Secara bahasa, qadha
bisa bearti membuat sesuatu, memutuskan perkara, dan melaksanakan perintah.
Secara syar’i, qadha bermakna menetapkan, memerintah, dan memutuskan.
b)
Qadar
Secara bahasa, qadar bisa bermakna mengatur, mempersiapkan,
membandingkan, mengagungkan, memutuskan, membagi dan mempersempit. Sedangkan
qadar dari segi istilah berarti segala ketentuan Allah SWT. atas
makhluk-makhluk-Nya, sesuai dengan ukuran atau porsi atau bisa juga hanya dari
Allah. Kita hanya wajib mengimani tanpa boleh membantah atau mengingkari.
Hubungan antara qadha dan qadar berkaitan erat. Qadha mengacu pada
hukum, undang-undang, dan ketetapan Allah SWT. yang berlaku atas semua
makhluk-Nya, sedangkan qadar mengacu kepada pelaksanaan dari rencana Allah SWT.
atas hukum, undang-undang, dan ketetapan Allah SWT.
2.
Ciri-ciri
Beriman kepada Qadha dan Qadar
Adapun ciri-ciri orang yang beriman kepada qadha dan qadar antara lain
sebagai berikut:
a)
Percaya
bahwa apapun yang terjadi pada dirinya sudah menjadi ketentuan Allah SWT.
sehingga tidak bersikap takabur.
b)
Bersabar
dalam menghadapi ujian dari Allah SWT.
c)
Rajin
dalam berusaha dan tidak mudah menyerah.
d)
Bersikap
optimis dan tetap berusaha meskipun belum berhasil.
e)
Tawakal
dan berdoa kepada Allah SWT. atas usaha yang telah dilakukannya.
f)
Tidak
meminta pertolongan kepada selain Allah SWT.
3.
Dalil
Naqli Beriman Kepada Qadha & Qadar
Berikut akan kami terangkan beberapa dalil naqli yang menerangkan bahwa
Allah SWT yang memberikan ketentuan/ketetapan kepada makhluk-Nya diantara lain
pada Q.S AL-Qamar : 49 yang berbunyi :
Dalil
Pertama
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ
خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
Artinya
:
“Sesungguhnya
Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”
(Q.S AL-Qamar : 49 Dalam ayat ini allah Swt menyatakan telah
menetapkan segala sesuatu dengan ukuran. Semua sudah ditetapkan oleh Allah, dan
manusia harus menerimanya dengan ikhlas. Allah swt maha adil, jika potensi satu
orang dengan orang lain berbeda, tentu hal itu sudah diketahui oleh Allah.
Orang yang kaya tidak lebih baik dari orang yang miskin. Orang yang memiliki
rezeki banyak, belum tentu lebih baik daripada yang mempunyai rezeki sedikit.
Semua telah mempunyai ukurannya sendiri-sendiri. Kita harus menerimanya. Allah
swt menetapkan sesuatu yang tidak kita ingini tentu Allah swt lebih tahu apa
yang menurut-Nya baik untuk hamba-Nya. Kita hanya perlu mengimani dan meyakini
segala ketetapan yang sudah Allah swt yang ditetapkan untuk kita adalah yang
terbaik untuk kita.
Dalil
Kedua,
أَيْنَمَا تَكُونُوا
يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ ۗ وَإِنْ
تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ وَإِنْ تُصِبْهُمْ
سَيِّئَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ مِنْ عِنْدِكَ ۚ قُلْ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ
فَمَالِ هَٰؤُلَاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا
Artinya :
“Dimanapun kamu berada, kematian akan
mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada dalam benteng yang tinggi dan kokoh.
Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan ini, “ini dari sisi Allah,”
dan jika mereka ditimpa suatu keburukan, mereka mengatakan,”ini dari engkau
(Muhammad).” Katakanlah,”semuanya (datang) dari sisi Allah.’ Maka mengapa
orang-orang itu (orang munafik) hampir tidak memahami pembicaraan
(sedikitpun)?”
(Q.S An-Nisa : 78 )
Dalam
ayat ini Allah swt mengingatkan semua orang pada umumnya bahwa kematian itu
adalah hal yang yang mutlak terjadi kepada setiap manusia dan makhluk hidup
yang lain. Takdir kematian tidak bisa tunda sebab itu adalah suatu perkara yang
hanya Allah swt yang tau kapan kita akan di panggil menghadapnya untuk
mempertanggung jawabkan perbuatan kita di dunia. Datangnya kematian tidak bisa
ditebak atau diperkirakan atau juga dipikirkan karena merupakan sesuatu yang
ghaib. Walaupun kita bersebunyi di benteng yang tinggi dan kokoh sekalipun,
kematian akan tetap menghampiri kita pada saatnya tiba.
E. Macam
dan Fungsi Beirman kepada Qadha dan Qadar
1.
Macam-macam
Takdir
Qadha
& Qadar atau takdir dibagi menjadi dua, yaitu takdir muallaq dan takdir
mubram.
a)
Takdir
Muallaq
Takdir Muallaq secara
bahasa artinya sesuatu yang digantungkan . Takdir Muallaq yaitu ketentuan Allah
Swt yang mengikutsertakan peran manusia melalui usaha atau ikhtiarnya. Manusia
diberi peran untuk berusaha, hasil akhirnya ditentukan oleh Allah swt.
Perhatikan firman Allah dalam Q.S Ar-Ra’d ayat 11 dibawah ini :
لَهُ
مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ
اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا
بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ
وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Artinya :
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu
kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri.”(Q.S Ar-Ra’d : 11).
Agar
seseorang menjadi pandai, sehat, dan hidup makmur maka harus berusaha
meraihnya, bukan pasrah menunggu nasib. Tidak mungkin seseorang menjadi pandai
kalau malas belajar, tidak mungkin seseorang menjadi sehat kalau tidak pernah
olahraga, dan tidak mungkin seseorang menjadi kaya kalau malas bekerja. Jadi
meskipun Allah swt telah menentukan segalanya, manusia tetap harus berusaha
mengubah nasibnya.
b)
Takdir Mubram
Mubram secara bahasa artinya sesuatu yang
tidak dapat dihindari atau sudah pasti. Jadi takdir mubram adalah ketentuan
mutlak dari Allah swt. Yang pasti berlaku dan manusia tidak diberi peran untuk
mewujudkannya. Contoh takdir mubram diantaranya jenis kelamin manusia, ajal,
panjang/pendek usia, api memiliki sifat panas, bumi berbentuk bulat, gaya
gravitasi, kejadian kiamat atau sebagainya. Kapan ajal menjemput dan dimanapun
tempatnya semua sudah ditentukan oleh Allah swt. Jika sudah tiba saat ajal menjemput semua
orang tidak bisa mengelak, tidak bisa lari, tidak bisa diundur bahkan
dimajukan. Inilah salah satu contoh ketentuan Allah swt yang disebut takdir
mubram.
Perhatikan firman Allah swt dalam Q.S Al-A’raf ayat 34 dibawah ini :
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ
فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Artinya :
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka
apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang
sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.”
(Q.S Al-A’raf : 34).
Melalui kedua takdir tersebut, sebenarnya ada
dua kejadian yang terjadi di dunia ini, yaitu mukhayyar dan musayyar.
a)
Mukhayyar
Arti mukhayyar adalah bahwa manusia berada di
area yang menguasainya sehingga manusia tunduk pada segala sesuatu yang
terjadi, walaupun manusia sudah berusaha keras dalam hal ini, manusia tidak
akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang terjadi. Sebab semua berada di
luar kendali manusia. Contohnya, adalah kelahiran manusia sebagai seorang
laki-laki atau perempuan, jenis rambut manusia yang berlainan dan warna kulit
yang berbeda-beda.
b)
Musayyar
Musayyar adalah area yang dikuasai manusia,
artinya manusia mempunyai peran atas kejadian yang terkait dengan dirinya. Atas
dasar ini manusia akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah swt karena semua
yang terjadi adalah atas pilihan manusia itu sendiri, apakah akan melakukannya
atau tidak. Sebagai contoh perbuatan mencuri, Allah swt berfirman pada Q.S
Ar-Ra’d ayat 11 seperti yang sudah disampaikan tadi.
Pemahaman
tentang kejadian ini juga terdapat pada Q.S Ar-Rum ayat 41 tentang fasad
(Kerusakan) dan musibah, Allah swt berfirman :
Artinya :
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي
الْبَرِّ
وَالْبَحْرِ
بِمَا
كَسَبَتْ
أَيْدِي
النَّاسِ
لِيُذِيقَهُمْ
بَعْضَ
الَّذِي
عَمِلُوا
لَعَلَّهُمْ
يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar).” (Q.S Ar-Rum : 41)
Melalui
ayat tersebut Allah swt membedakan dua kejadian yang terjadi di dunia ini,
yaitu fasad dan musibah. Fasad adalah kerusakan alam yang disebabkan oleh
tangan-tangan atau perbuatan manusia, sedangkan musibah adalah kejadian alam
atas kehendak Allah swt.
2.
Fungsi Beriman kepada Qadha dan Qadar
Beriman kepada qadha & qadar memiliki
fungsi sebagai berikut :
a)
Membuat seseorang lebih meyakini bahwa cobaan
itu adalah qadha & qadar Allah swt.
b)
Membuat manusia untuk menjauhkan dirinya dari
sifat takabur karena manusia itu sangat lemah dihadapan Allah swt, dan Allah
swt yang menentukan segala sesuatu yang terjadi di alams semesta.
c)
Membuat manusia tidak cepat putus asa.
d)
Membuat manusia untuk selalu berusaha dalam
menjalani kehidupan di dunia.
e)
Membuat manusia menjadi sabar jika sedang
tertimpa musibah atau sedang menghadapi cobaan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beriman kepada
hari kiamat atau hari akhir merupakan rukun iman yang kelima, tidak ada yang
tahu kapan hari kiamat itu akan datang, tetapi kita sebagai muslim sudah seharusnya
untuk mengimani dan mempercayainya.
Berbagai
tanda-tanda hari akhir banyak bermunculan seperti kiamat sugra (kiamat kecil)
dan adapula kiamat kubra (kiamat besar) yang tidak tahu kapan terjadinya.
Pada kiamat kubra
(kiamat besar) nanti, akan turun Nabi Isa as yang di Qadha’ yang merupakan
realisasi atau pelaksanaan dari rencana Allah yang telah disusun, dan qadar
merupakan rencana atau ketentuan yang Allah susun untuk direalisasikan kepada
kehidupan nyata ini.
Oleh karena itu,
banyak sekali perbedaan pendapat mengenai kebebasan manusia. Manusia memiliki
kebebasan dalam bertindak, namun dalam setiap tindakannya Allah memberikan
aturan tersendiri, yang memberikan batasan disetiap tindakan yang dilakukan
oleh manusia. Manusia memiliki kewajiban untuk berusaha (ikhtiar), do’a, dan
kemudian akhirnya mereka bertawakkal kepada Allah SWt., dan hasilnya ini
merupakan takdir dari allah SWT.. Dengan kita mempercayai atau beriman kepada
Qadha’ dan Qadar maka kita akan memiliki ketenangan dalam menjalani hidup ini
dan mengurangi sifat kufur atas nikmat Allah SWT.
B. Saran
Sebagai seorang muslim,
kita wajib mengetahui tentang hari akhir dan tentang qadha dan qadar. Agar kita
senantiasa beriman dan ingat akan adanya kehidupan sesudah tiada atau bisa
dikatakan akhirat. Perbanyaklah amal perbuatan yang baik dan menjauhi semua
larangan-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
Surya
Badra, Tim. 2013. Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti. Surakarta: PT Surya Badra
Zamzami,
Afif. dkk. 2002. Pendidikan Agama Islam
bermuatan Budi Pekerti dan HAM. Jakarta Timur: PT Balai Pustaka
(http://gusriandi.blogspot.com/2012/05/makalah-hari-kiamat-dan-qada-dan-qadar.html?m=1) diakses pukul 08.30 Wita
pada tanggal 2 Oktober 2019
(http://materitentangpelajaran.blogspot.com/2017/09/pengertian-hari-kiamat-beserta-dalilnya.html?m=1) diakses pukul 21.00 Wita
pada tanggal 3 Oktober 2019
(https://dalamislam.com/dasar-islam/tanda-tanda-kiamat-kecil) diakses pukul 10.30 Wita
pada tanggal 6 Oktober 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar