Minggu, 29 Maret 2020

Makalah Sejarah Peradaban Islam periode Usman Bin Affan


MAKALAH
“PERIODE USMAN BIN AFFAN”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam
DOSEN PENGAMPU : Budi Yusuf S.Pd.I,M.Pd.
Disusun Oleh
KELOMPOK 05
BAMBANG ARDIANSYAH                                                               (180511554)
MUHAMMAD AINUL YAQIN                                                           (180511556)
NUR SELLA ENGGAR DHINI                                                           (180511534)
PUTRI MIFTAHUL HUDA                                                                 (180511510)

UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGARA
FAKULTAS AGAM ISLAM JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TENGGARONG
2018



KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh..
Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat serta salam tak lupa saya haturkan keharibaan junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Atas rahmat dan karunia Allah SWT sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Sejarah Peradaban Islam yang berjudul “PERIODE USMAN BIN AFFAN”.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak baik dukungan, motivasi yang sangat besar nilainya. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Budi Yusuf S.Pd.I,M.Pd. selaku dosen pembimbing
Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna meskipun disertai dengan usaha dan upaya semaksimal mungkin. Oleh karena itu saya mengharapkan saran yang konstruktif dan diterima dengan hati yang lapang.
Dan akhirnya kepada Allah SWT jualah segala usaha saya dan semoga makalah yang sederhana ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin..
            Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh...



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I  PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang…………………………………………………………… 4
B.     Rumusan Masalah...……………………………………………………… 5
C.     Tujuan Penelitian………………………………………………………… 5
BAB II PEMBAHASAN
A.    Usman bin Affan Dulu dan Sekarang……………………………………. 6
B.     Proses Pengangkatan Usman bin Affan………………………………….. 8
C.     Sistem Pemerintahan Usman bin Affan………………………………....   9
D.    Langkah-Langkah Pembebasan di Masa Usman Bin Affan…………….   10
E.     Pemerintahan Usman Bin Affan…………………………………………. 12
F.      Berakhirnya Usman Bin Affan…………………………………………... 13
BAB III PENUTUP
A.             Kesimpulan……………………………………………………………. 17
B.              Saran…………………………………………………………………... 18

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
            Tidak seperti terhadap khulafa Rasyidun yang lain, penilaian kalangan sejarawan terhadap Usman bin Affan sangat berbeda. Sama halnya dalam menempatkan pengaruh mereka dalam sejarah umat Islam. Dari sinilah penulisan sejarah masa usman dan biografi Usman terasa ganjil. Disamping itu Usman bin Affan merupakan salah satu khalifah yang paling senior diantara khulafaurrasyidin setelah Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Ali.
            Namun dengan usianya yang cukup lanjut 70 tahun beliau masih mampu memimpin kaum Muslimin dengan baik. Dengan deretan prestasi yang ditorehkannya terutama dalam penyelesaian konplik yang terjadi dikalangan umat Islam dalam pembacaan Al-Quran yang berbeda, disebabkan kultur masyarakat Arab yang berbeda-beda, beliau dengan sigap menyusun Al-Quran yang disebut mushaf Usmani sehingga perpecahan diantara umat Islam pun dapat diatasi. Segala peristiwa yang dihayati para sahabat, secara individual terlukiskan secara deskriptif, sehingga diperoleh gambaran mengenai Karekteristik perihidup para pelopor penegak kebenaran dan keadilan di dunia.
            Dari deskripsi diatas itulah yang menarik bagi penulis untuk membuat makalah tentang periode kekholifahan Usman bin Affan.



  1. Rumusan Masalah
1.      Usman bin Affan Dulu dan Sekarang
2.      Proses Pengangkatan Usman bin Affan
3.      System Pemerintahan Usman bin Affan
4.      Langkah-Langkah Pembebasan di Masa Usman Bin Affan
5.      Pemerintahan Usman Bin Affan
6.      Berakhirnya Usman Bin Affan
C.     Tujuan
            Untuk mengengetahui Usman Dulu dan Sekarang ,pengangkatan, syistem Pemerintahan,Lankah-Langkah dan Berakhirnya Pemerintahan Usman bin Affan.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Usman Bin Affan Dulu Dan Sekarang
1.      Kelahiran dan Perawakannya
      Nama lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin Abi Al-Ash bin Umayyah bin Abd Al-Manaf dari suku Quraisy. Lahir pada tahun 576 M, enam tahun setelah penyerangan Kabah oleh pasukan bergajah atau enam tahun setelah kelahiran Rasulullah SAW. Ibu Khalifah Utsman bin affan adalah Urwy bin Kuraiz bin Rabi’ah bin Habib bin Abdi Asy-Syams bin Abd Al-Manaf. Utsman bin Affan masuk Islam pada usia 30 tahun atas ajakan Abu Bakar. Sesaat masuk Islam, ia sempat mendapatkan siksaan dari pamannya, Hakam bin Abil Ash.
      Ketika dibaiat umur Usman hampir mencapai 70 tahun, berperawakan sedang, tidak tinggi dan tidak pendek, wajahnya tampan, berkulit cerah dengan warna sawo matang. Janggutnya lebat dengan tulang-tulang persendian yang besar dan kedua bahunya yang bidang. Ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus dan baju bermutu tinggi, karena dia memang orang kaya, hidupnya serba nyaman.
2.      Sifat dan Perangainya
     Usman bin Affan sangat pemalu Dalam sebuah Hadits disebutkan, bahwa Rasulullah SAW berkata:
 “ Umatku yang benar-benar pemalu adalah Usman “
Rasa malunya bertambah pada waktu ia dilihat orang. Sifat pemalunya itu membuat orang lain juga jadi malu kepadanya.
Sifat-sifat pemalu yang sudah dibawanya sejak kecil dan dimasa remajanya ia selamat tak sampai tergelincir bersama gejolak anak-anak muda.Tak pernah terdengar bahwa dia suka berbangga-bangga atau suka mencumbu perempuan. Secara keseluruhan sumber-sumber menunjukkan bahwa dia berhati lembut, sangat dipengaruhi oleh perasaannya yang halus. Karena sifat lemah-lembut dan perasaannya yang halus itu ia selalu berusaha tidak menykiti hati orang atau melakukan kekerasan.
Utsman bin Affan orang yang saleh ritual dan sosial. Siang hari ia gunakan untuk shaum dan malamnya untuk shalat. Ia sangat gemar membaca Al-Quran, sehingga Khalid bin Khalid menulis bahwa untuk shalat dua rakaat saja, Utsman menghabiskan waktu semalaman karena banyaknya ayat Al-Quran yang dibaca.
3.      Menikah Dengan Ruqayyah
     Waktu itu berita tentang Muhammad belum tersebar luas dikalangan Quraisy, dan ajakannya itu dibicarakan orang masih dengan malu-malu, ketika itu umur Ruqayyah belum mencapai 20 tahun kendati ia bukan putri Rasulullah yang tertua, sementara umur Usman ketika itu sudah hampir 40 tahun, dan di zaman Jahiliah ia sudah pernah menikah dan mendapat julukan Abu Umar.
     Dari Ruqayah ia mendapat anak laki-laki dan diberi nama Abdullah dan diapun mendapat julukandemikian. Julukan ini terus melekat kendati anak itu sudah meninggal dalam usia enam tahun.

4.      Mendapat Julukan
Usman merasa sedih sekali dengan kematian istrinya Ruqayah. Mengetahui hubungan baik Usman dengan keluarganya, Rasulullah mengawinkannya dengan Um Kulsum, adik Ruqayah. Tetapi Um Kulsum juga meninggal ketika ayahnya masih hidup dan alangkah beratnya kesedihan yang harus diderita Usman. Rasulullah menghiburnya dengan mengatakan, antaranya: “ Andai kata ada putri kami yang ketiga, niscaya kami kawinkan kepada anda ‘’. Karena pernikahan Usman dengan Ruqayyah dan kemudian dengan Um Kulsum itulah, maka kaum Muslimin kemudian memberikannya gelar Zun-Nurain.( harfiah orang yang memiliki dua cahaya )
B.     Proses Pengangkatan Kholifah Usman bin Affan 23-25 H (644-656)
Sebelum meninggal, ‘Umar telah memanggil tiga calon penggantinya, yaitu Utsman, ‘Ali, dan Sa’ad bin Abi Waqqash. Dalam pertemuan dengan mereka secara bergantian, Umar berpesan agar penggantinya tidak mengangkat kerabat sebagai pejabat. Disamping itu Umar telah membentuk dewan formatur yang bertugas memilih penggantinya kelak.
Dewan formatur yang dibentuk Umar berjumlah 6 orang. Mereka adalah Ali, Utsman, Sa’ad bin Abi Waqqash, Abd Ar-Rahman bin Auf, Zuair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah. Disamping itu, Abdullah bin Umar dijadikan anggota, tetapi tidak memiliki hak suara.
Mekanisme pemilihan khalifah ditentukan sebagai berikut: pertama, yang berhak menjadi khalifah adalah yang dipilih oleh angota formatur dengan suara terbanyak. Kedua, apabila suara terbagi secara berimbang (3-3), Abdullah bin Umar yang berhak menentukannya. Ketiga, apabila campur tangan Abdullah bin Umar tidak diterima, calon yang dipilih Abd Ar-Rahman bin Auf harus diangkat menjadi khalifah. Kalau ada yang menentangnya, penentang tersebut hendaklah dibunuh (Hasan Ibrahim Hasan, 1954: 254-5)
Kemudian, Abd Ar-Rahman memanggil Ali dan menanyakan kepadanya, seandainya dia dipilh menjadi khalifah, sanggupkah ia melaksanakan tugasnya berdasarkan Al-Quran, Sunah Rasul, dan kebijaksanaan dua khlifah sebelum dia? Ali menjawab bahwa dirinya berharap dapat berbuat sejauh pengetahuan dan kemampuannya. Abd Ar-Rahman berganti megundang Utsman dan mengajukan pertanyaan yang sama kepadanya, dengan tegas Utsman menjawab, “Ya! Saya sanggup .” Berdasarkan jawaban itu, Ab Ar-Rahman menyatakan, “Utsman sebagai khalifah ketiga, dan segeralah dilaksanakan baiat. Waktu itu, usia Utsman tujuh puluh tahun.
C.     Sistem Pemerintahan Usman bin Affan
            Sistem pemerintahan Usman bin Affan dilakukan dengan memberikan otonomi penuh kepada daerah.. Dan pada zaman khalifah Utsman bin Affan memiliki system pemerintahan, sehingga semua wilayah memiliki otonomi penuh, Oleh karena itu semua pemimpin wilayah jabatan setingkat gubernur yang berjumlah sepuluh wilayah bergelar amir.
NO
WILAYAH
NAMA AMIR
1
Makkah
Nafi Ibn Abdul Harits al-Khuza
2
Thaif
Sifyan bin Abdullah Al-Tsaqafi
3
Shana
Ya’labin Munbih
4
Jand
Abdullah ibn Abi Rabi’ah
5
Bahrain
Utsman bin Abi al-Ash al-Tsaqafi
6
Kuffah
Al-Mughirah Ibn Syu’bah al-Tsaqafi
7
Bashrah
Abu Musa Abdullah Ibn Qais al-Asy’ari
8
Damaskus
Muawiyah Ibn Abi Sufyan
9
Hims
Amir Ibn Sad
10
Mesir
Amr Ibn Al-Ash

Pemerintahan khalifah Utsman bin Affan berlangsung selama 12 tahun, dibagi menjadi dua periode, enam tahun pertama merupakan pemerintahan yang bersih dari pengangkatan kerabat sebagai pejabat negara, Sedangkan periode kedua enam tahun terakhir merupakan periode pemerintahan yang tidak bersih dari pengangkatan kerabat sebagai pejabat Negara. Rupanya khalifah Utsman bin Affan ini melupakan pesan pendahulunya khalifah Umar bin Khatab, agar khalifah setelahnya tidak mengangkat kerabat sebagai pejabat negara.
D.    Langkah-Langkah Pembebasan di Masa Usman bin Affan
1.      Abdullah bin Qais Laksamana Pertama Dalam Islam
      Sesudah pihak Siprus melanggar perjanjian dan dibantu pula oleh Rumawi, armada Syam dan Mesir berangkat ke Siprus , yang kemudian mereka taklukan dengan jalan kekerasan, dengan segala akibatnya sampai terjadi penawanan dan pembunuhan penduduk. Dalam pertempuran itu Abdullah bin Qais dan Abdullah bin Sa’d adalah laksamana kedua armada tersebut dalam serangan yang kedua kalinya itu
2.      Pertempuran Laut
     Peristiwa itu terjadi dalam Tahun 31 Hijri menurut satu sumber, atau tahun 34 menurut sumber yang lain. Untuk melaksanakan tekad mereka pihak rumawi di bawah pimpinan Konstantin, anak Heraklius yang memegang komandan 500 atau 600 kapal sudah berlayar mengarungi laut tengah menuju Iskandariah untuk menghadapi armada Muslim yang besar.
     Pihak Muslimin sudah mengetahui berita tentang pasukan Rumawi dan perjalanan mereka hendak memerangi pasukan Muslimin itu Abdullah bin sa’d bin Abisarh, gubernur Mesir, memegang komando armada Iskandariah dan Afrika yang terdiri dari 200 kapal dengan mengangkut orang-orang pemberani, sudah terlatih dan tangkas dalam berperang.
3.      Perang Sawari
Para sejarawan menamakan perang ini Perang as-Sawari. Kadang terlintas dalam pikiran bahwa mereka menamakannya demikian setelah melihat Muslimin ketika sudah siap bertempur mengikat kapal-kapal mereka satu sama lain, atau mereka mendekati pihak rumawi dan mengikatkan kapal-kapal itu dengan kapal-kapal mereka seperti dikatakan oleh Ibnu Katsir Atau barangkali dinamakan demikian karena kejadian itu di tempat yang disebut Zat as-Sawari. Kalangan Sejarawan yang membawakan berita-berita tentang perang ini semua menyebutkan bahwa Abdullah bin Sa’d tinggal di Zat as-Sawari selama beberapa hari lagi setelah pertempuran itu, kemudian ia kembali ke iskandariah membawa kemenangan.

E.     Pemerintahan Usman bin Affan
1.      Membangun Kembali Masjid Nabawi di Madinah Dengan Bentuk Baru
      Masjid Nabawi di Medinah adalah pusat pemerintahan Rasulullah SAW. Masjid Nabawi pada mulanya dibangun sangat sederhana sekali, dinding dari bata jamur, langit-langit dari pelepah dan daun kurma dan tiang-tiangnya dari batang pohon kurma. Selama enam tahun keadaan Masjid berturut-turut tetap sepert itu. Tak ada yang diubah sementara Islam sudah berkembang dan kota Madinah sudah bertambah makmur dan Allah sudah melimpahkan rezeki kepada penduuknya. Usman bermusyawarah dengan beberapa pemuka dan mereka sepakat untuk merobohkan Masjid itu, lalu membangun kembali dan memperluasnya.
      Usman menambah perluasan Masjid itu besar-besaran, namun tidak hanya menambah perluasannya seperti yang dilakukan Umar, melainkan ia mengadakan pembaruan dalam bangunan itu sesuai dengan kecenderungan aspirasinya. Usman telah melengkapi Masjid Nabi itu dengan lambang kewibawaan, sebab kini sudah menjadi, pusat pemerintahan. Semua perintah dikeluarkan dari sana untuk para petinggi di daerah-daerah yang tinggal dalam gedung-gedung mewah di Damsyik Fustat, Kufah dan Basrah.
2.      Mushaf Usmani
Usman memerintahkan kepada Zaid bin Sabit al-Ansari untuk menuliskan Mushaf itu dan diimlakan oleh Sa’id bin As al-Umawi, dengan disaksikan oleh Abdullah bin Zubair dan abdur-rahman bin Haris bin Hisyam al- Makhzumi. Kepada mereka dimintanya jika ada yang mereka perselisihkan supaya ditulis dengan logat Mudar ( Banu Mudar bin Nizar, salah satu kabilah Arab al-Musta’ribah tertua beberapa generasi sebelum kabilah Quraisy ), sebab Qur’an diturunkan kepada orang dari Mudar. Sesudah penulisan itu selesai didasarkan pada satu bacaan , Usman memerintahkan untuk menululiskan satu mushaf untuk di Syam, satu mushaf untuk di Mesir, satu Mushaf dikirimkan ke Basrah, satu mushaf untuk di Mekkah dikirim satu Mushaf dan untuk Yaman juga satu mushaf. Satu mushaf ditinggalkan di Madinah. Umat sudah puas dengan semua mushaf ini, dan orang menamakannya Mushaf Usman, sebab ditulis atas perintah Usman, kendati tidak ditulis oleh tangannya sendiri.
F.      Berakhirnya Usman bin Affan
1.      Tersebarnya Fitnah
      Kuffah adalah sumber pemberontakan utama dalam kekhalifahan usman bin Affan. Banyak penduduk yang mengeluhkan pejabat-pejabat dan para petinggi kota itu. Mereka marah kepada Sa’d bin Abi Waqqas, dan mereka menuduh Walid bin Uqbah meminum Khamar. Banyak orang kaya raya yang menimbulkan kemarahan orang-orang Arab yang dulu tinggal dibeberapa kota di Irak. Mereka makin benci kepada Usman dan pejabat-pejabatnya karena mereka tidak mendapat bagian rampasan perang. Begitu juga banyak penduduk kota-kota lain dalam kawasan Islam yang memperlihatkan ketidak senangan mereka terhadap kebijakan Usman.
2.      Abdullah bin Saba’
      Ada beberapa tokoh yang mengambil kesempatan ini untuk membangkitkan kebencian dalam hati orang di kota-kota itu, diantaranya apa yang telah dilakukan oleh Abdullah bin Saba’` seorang orang Yahudi dari San’a di Yaman yang pada masa Usman kemudian masuk Islam. Di Basrah banyak orang awam yang terpengaruh oleh seruannya itu. Ia pergi ke Mesir setelah di usir oleh Abdullah bin Amir dan Muawiyah, di Mesir ia menyebarkan propagandanya dan mengirimkan orang kepada pengikut-pengikutnya di Basrah dan di Kuffah. Dalam propagandanya itu ia mengatakan bahwa setiap Nabi mempunyai seorang penerima wasiat (mandataris) dan Ali adalah penerima wasiat Muhammad dan penutup para penerima wasiat, seperti Muhammad yang juga penutup para Nabi. Dengan demikian mental orang sudah dipersiapkan, bahwa Usman telah mengambil kedudukan Khalifah dari Ali sebagai waris karib Rasulullah, secara tidak sah.
3.      Pengepungan
      Pengepungan rumah Usman oleh kaum pemberontak itu berlangsung lama dengan memperlakukannya secara tidak baik. Ia dilarang keluar untuk melaksankan salat di Masjid Nabi dan dijauhkan dari air. Disebutkan bahwa pengepungan itu berlangsung selama 40 hari, sekali-kali Usman mengingatkan kaum pembeontak itu akan bahaya fitnah dan menyebutkan beberapa ayat Al-Quran. Tetapi mereka tidak menghiraukannya, tak lama kemudian para pemberontak itu maju menyerang rumah Usman, membakar pintu dan berandanya. Sahabat-sahabat Usman menyerang mereka dan merintangi mereka kerumah itu, maka terjadilah pertempuran sengit antara kedua pihak. Tidak sedikit sahabat-sahabat Usman yang terbunuh dan luka-luka. Tidak cukup begitu, kaum pemberontak itu memanjati rumah Usman melalui rumah Amr bin Hazm al-Ansari. Mereka melihat Usman dengan Mushaf sedang membaca Surah al-Baqarah. Muhammad bin Abu Bakr maju memegang janggut Usman sambil berkata: “ Hai Na’sal,(orang yahudi penduduk medinah yang mirip dengan sosok Usman, tingginya dan janggutnya yang lebat) Allah telah menghinamu!”
4.      Usman di Bunuh Secara Kejam
      Melihat perbuatannya itu Usman merasa jiik. “ Saya bukan Na’sal,” kata Usman, “ Tetapi saya hamba Allah Amirulmukminin.”. Tetapi Muhammad bin Abu Bakar terus merenggut janggut Usman seraya berkata: “ Mu’awiyah tak dapat menolong anda, begitu juga Abdullah bin Amir dan surat-surat mu itu.”
      “ Kemenakanku, lepaskanlah janggutku.” Kata Usman. “ Ayahmu pun tidak akan memperlakukan aku seperti yang kau lakukan ini. “
      “ Kalau ayahku melihat perbuatan anda ini ia akan setuju,” kata Muhammad bin Abu Bakr. ‘ Saya tidak ingin menggenggam janggutmu lebih keras lagi.” Tetapi Usman menjawab dengan sabar dan tabah:
      “ Atas perbuatanmu ini saya akan meminta pertolongan Allah dan kepad-Nya aku berlindung.”
      Ketika itulah Muhammad bin Abu Bakr menetak mukanya dengan anak panah bermata lebar. Kemudian Kinabah bin Bisyir mengangkat anak panah serupa dan menghunjamkannya ke pangkal telinga Usman sampai tembus ke ternggorokan, lalu menghantamkannya dengan pedang. Usman bermaksud hendak menangkis pedang itu dengan tangannya sampai tangannya putus. Begitu juga istrinya Na’ilah, jarinya putus ketika ia menelungkup kepada suaminya hendak mengambil pedang itu dengan tangannya. Sekarang Saudan bin Hamran al-Muradi menghantam Usman di bagian rusuknya sehingga ia jatuh tersungkur. Peristiwa ini terjadi pada hari jumat 18 Zulhijah tahun 35 Hijri. Ketika itulah orang-orang awam berdatangan dan merampok rumah itu dan baitul mal.
      Pada mulanya kaum pemberontak itu tidak membolehkan pemakaman jenazah Usman hingga selama tiga hari. Jenajah itu baru boleh dikuburkan setelah beberapa orang Quraisy meminta Ali bin Abi Thalib menengahi masalah itu dengan kaum pemberontak. Yang menghadiri pemakaman itu hanya Marwan bin Hakam, Jubair bin Mu’tim, Hakim bin Hizam, Abu Jahm bin Huzaifah al-Adawi, Niyar bin Makram dan kedua istri Usman, Na’ilah binti Farafisah dan Um al-Banin binti Uyainah. Rakyat awam mencoba melempari jenazah Usman dengan batu, tetapi Ali bin Abi Thalib menghardik mereka. Beberapa orang segera mengangkat jenazah itu untuk dikuburkan dengan mngambil kesempatan pada malam gelap, supaya tak terlihat oleh kaum pemberontak.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pada saat pengangkatan Usman bin Affan sebagai Khalifah pada saat itu Usman berumur 70 tahun, ia seorang shahabat yang mempunyai sifat pemalu, berhati lembut dan sangat dipengaruhi oleh perasaannya yang halus.
Usman bin affan mendapatkan gelar Zun-Nurain ( yang memiliki dua cahaya ) dikarenakan beliau menikahi dua putri Rasulullah SAW, Ruqayyah dan Um-Kulsum, masa pernikahannya dengan Ruqayyah Usman berumur 40 tahun sementara Ruqayyah kurang dari 20 tahun.
Perang Zat as-Sawari atau perang tiang kapal saat melawan pasukan Romawi dengan laksamana pertamanya Abdullah bin qais dan Abdullah bin sa’d perang ini terkenal masa kepemimpinan Usman bin Affan. Sedangkan prestasi Usman bin Affan diantaranya: Memperluas Wilayah Islam, Merenovasi Masjid Nabawi dan Mengkodifikasi AlQuran (Mushaf Usmani) Ke Mekkah, Syam, Kuffah Basrah dan yang asli di Medinah.
Abdullah bin Saba dari San’a seorang aktor intelektual terjadinya konflik dilingkungan umat Islam terutama dikalangan masyarakat Kuffah dengan berakhirnya pembunuhan Usman bin Affan oleh tiga orang yang tidak manusiawi: Muhammad bin Abu Bakr, Kinabah bin Bisyir dan Saudan bin Hamran al-Muradi.


B.     Saran
Jadilah umat Muslim yang berakhlak baik, menghargai sesama dan tidak mudah terhasut fitnah. Saya menyadari bahwa makalah yang saya buat jauh dari harapan dan kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Akhirnya walaupun makalah ini jauh dari harapan dan kesempurnaan semoga dapat bermanfaat untuk kita semua. Amiin.


DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Husain Haekal. (2013), Usman bin Affan antara Kekhalifahan Dengan Kerajaan, Jakarta, PT. Mitra Kerjaya Indonesia.
Dedi Supriyadi, M.Ag, (2008), Sejarah Peradaban Islam, Bandung, CV. Pustaka
halid Muh Khalid. (2006), Karekteristik Perilaku Enam Puluh Shahabat Rasulullah, Bandung, CV. Penerbit DiponegoroDiakses dari Inter.kumpulantugassekolahdankuliah.blogspot.co.id/
2015/01/perkembangan-islam-pada-masa-khalifah_81.html, pada tanggal 07 Maret 2016 pukul, 11.48.

Sumber Situs :
https://zayyinfamily.wordpress.com/2016/04/02/periode-usman-bin-affan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar