makalah
PERAN MASYARAKAT TERHADAP PENDIDIKAN

DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH:
SOSIOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
Dosen Pengampu:
Adinata Rusmen
Idris, S.Sos.I., M.pd
DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1
1.
Rohani (180511506)
2.
Luluk Triwandari (180511505)
3.
Bambang Ardiansyah (180511554)
4.
Afif Robizal (180511509)
UNIVERSITAS
KUTAI KARTANEGARA
FAKULTAS AGAMA
ISLAM JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEMESTER III
TENGGARONG 2019
M/1440H
Kata pengantar
Assalamualaikum.Wr.Wb.
Alhamdulillah
segala puji syukur senantiasa tercurahkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga makalah ini bisa terselesaikan dengan segala kesalahannya
dan kekurangannya. Guna memenuhi tugas mata kuliah “ Sosiologi Pendidikan
Islam”. Sholawat serta salam selalu
tercurahkan kepada baginda kita nabi Muhammad SAW, dan semoga kita semua
termasuk umatnya yang mendapatkan syafaat-Nya di akhirat kelak.
Makalah ini
telah kami susun semaksimal mungkin dan kami juga mendapatakan bantuan dari
beberapa pihak sehingga dapat memperlacar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami telah menyampaikan banyak
terima kasih kepada beberapa pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Meskipun kami
sebagai penyusun berharap isi makalah ini terbebas dari kesalahan dan
kekurangan. Namun, tentunya kami menyadari bahwa kami hanyalah manusia biasa
yang tak sempurna dan terkadang salah.
Dan kesempurnaa itu hanyalah milik Allah SWT. Oleh karna itu, kami
sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya
laporan ini diwaktu mendatang. Semoga
Allah SWT memberkahi makalah ini,
Wassalamualikum. Wr.Wb.
Tenggarong, September,2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………...3
A. Pengertian Masyarakat dan
Pendidikan.......................................... 3
B. Peran Masyarakat Terhadap Pendidikan......................................... 6
C. Peran Masyarakat Dalam Perspektif Pendidikan
Islam................. 14
D. Kerjasama Lembaga Masyarakat Untuk
Mengembangkan Lembaga Pendidikan 18
E. Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan oleh
Masyarakat..... 21
BAB III PENUTUP………………………………………………………..24
A.
Kesimpulan................................................................................... 24
B.
Saran............................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………...26
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan penting
dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Selain itu dengan
pendidikan dapat diwujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga
terpeliharanya kelangsungan pembangunan untuk menuju kejayaan, keluar dari
kebodohan dan kemiskinan. Dengan demikian pendidikan mutlak harus dilaksanakan,
ditumbuhkan dan dikembangkan.
Untuk mencapai fungsi dan tujuan
itu salah satu unsur yang tidak dapat ditinggalkan adalah peran serta
masyarakat. Bukan saja fungsi dan tujuan pendidikan yang lambat tercapai, mutu
pendidikan pun tidak sesuai yang dinginkan, apabila tidak adanya peran serta masyarakat.
Peran serta masyarakat menjadi penting karena pendidikan merupan kegiatan yang
berlangsung di tengah masyarakat itu sendiri, bahkan dilakukan oleh masyarakat
dan dimanfaatkan pula oleh masyarakat. Dapat pula dikatakan bahwa berhasil atau
tidaknya pendidikan dapat dipengaruhi oleh masyarakat dan hasil pendidikan akan
mempengaruhi masyarakat. Pengaruh masyarakat terhadap pendidikan tidak saja
terhadap lembaga pendidikaan saja, tetapi juga terhadap individu perserta didik.
Berarti pendidikan dan masayarakat merupakan suatu pertalian yang tidak dapat
dipisahkan. Pendidikan berasal dari masyarakat dan masyarakat berasal dari
pendidikan.
Pendidikan atau sekolah mempunyai
hubungan yang erat dengan masyarakat karena saling membutuhkan satu sama lain.
Dengan demikian pendidikan mempunyai kepentingan terhadap masyarakat dan
masyarakat mempunyai kepentingan terhadap pendidikan. Selain berkepentingan
terhadap hasil pendidikan, masyarakat juga berkepentingan terhadap lembaga
pendidikan seperti sekolah yang merupakan tepat untuk mewariskan kebudayaan
masyarakat kepada anak. Selain itu selama ini peran serta masyarakat terutama
orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan hanya terbatas pada dukungan
dana, padahal peran serta mereka sangat penting di dalam proses-proses
pendidikan antara lain pengambilan keputusan, pemantauan, evaluasi, dan
akuntabilitas. Jadi untuk memajukan pendidikan, peran serta masyarakat sangat
dibutuhkan.
B.
Rumusan Masalah
1. Pengertian
masyarakat dan pendidikan?
2. Peran masyarakat
terhadap pendidikan?
3. Peran masyarakat
dalam pendidikan Islam
4. Lembaga
masyarakat yang yang berkerjasama untuk mengembangkan pendidikan?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk dapat
mengetahui pengertian masyarakat dan pendidikan.
2. Agar kita
mengetahui peran masyarakat terhadap pendidikan.
3. Agar kita
mengetahui peran masyarakat dalam pendidikan Islam
4. Agar kita
mengetahui lembaga-lembaga masyarakat yang berkerjasama untuk mengembangkan
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masyarakat dan
Pendidikan
Masyarakat
dalam istilah bahasa lnggris adalah society yang berasal dari kata Latin socius
yang berarti (kawan, istilah masyarakat berasal dari kata bahasa Arab syaraka
yang berarti (ikut serta dan berpartisipasi).
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang sating bergaul, dalarn istilah
ilmiah adalah saling berinteraksi. Definisi lain.masyarakat adalah kesatuan
hidup manusia yang berinteraksi rnenurut suatusistem adat istiadat tertentu yang
bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama, kontinuitas
merupakan kesatuan masyarakat yang memiliki 4 ciri yaitu: 1) lnteraksi antar
warga-warganya, 2).Adat istiadat, 3) Kontinuitas waktu, 4) Rasa identitas kuat
yang mengikatsemua warga (Koentjaraningrat, 2009, hhn.115-118).
Suparlan (1982)
mendefinisikan masyarakat sebagai berikut "Masyarakat diartikan sebagai
suatu satnan kehidupan sosial manusia yang menempati suatu wilayah tertentu,
yang keteraturan dalam kehidupan sosial telah dimungkinkan karena adanya
seperangkat pranata sosial yang telah menjadi tradisi dan kebudayaan yang
mereka rniliki bersama", Selanjutnya
menurut Widjaya, ( 1986, hlm.9) Masyarakat adalah "sekelompok orang yang
mempunyai identitas sendiri, yang mernbedakan dengan kelompok lain dan hidup
diam dalarn wilayah atau daerah tertentu secara sendiri". Kelornpok ini
baik sempit maupun luas rnempunyai perasaan akan adanya persatuan di antara
anggota kelompok dan mengganggap dirinya
beda dengan kelompok lain. Mereka memiliki norrna-norma, ketentuan-ketentuan
dan peraturan yang dipatuhi bersarna sebagai suatu ikatan. Lebih luas lagi
Soekanto ( I 983, hlm, I 04) melihat bahwa masyarakat merupakan suatu bentuk
kehidupan bersarna, yang mernpunyai ciri-ciri pokok sebagai berikut:
1.
Manusia
yang hidup bersama secara teoritis, maka jumlah rnanusia yang hidup bersama ada
dua orang. Di dalam ilmu-ilmu sosial, khususnya sosiologi, tidak ada suatu
ukuran yang mutlak ataupun angka yang
pasti untuk menentukan berapa jumlah rnanusia yang harus ada,
2.
Bergaul
selama jangka waktu yang cukup lama,
3.
Adanya
kesadaran, bahwa setiap manusia merupakan bagian dari suatu kesatuan,
4.
Adanya
nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi patokan bagi perilaku yang dianggap
pantas,
5.
Menghasilkan
kebudayaan dan mengembangkan kebudayaan tersebut.
Masyarakat
sebagaimana di kemukakan Astrid S. Susanto adalah suatu kesatuan yang di
dasarkan pada ikatan-ikatan yang sudah
teratur dan boleh di katakan stabil.
Sementara itu,
Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany
berpendapat bahwa masyarakat adalah sebagai tempat di mana individu dan
kelompok berinteraksi, menjalin hubungan sesamanya, di mana usaha terpadu,
saling memahami dan menyatakan rasa masing-masing.
Defini
pendidikan secara luas, pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar
yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang
mempengaruhi pertumbuhan individu.
Definisi
pendidikan secara sempit, pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang
diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang
diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang sempurna padanya agar
mempunyai kemampuan sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan dan
tugas-tugas sosial mereka.
Definisi
alternatife, pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan
yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk
mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai
lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.
UUD Sisdiknas No.20 tahun 2003 rnenyatakan bahwa
"pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkau suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk merniliki kekuatan spiritual keagarnaan, pengendalian diri,
kepribadian, akhlak rnulia serta
keterarnpilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara".
B. Peran Masyarakat Terhadap
Pendidikan
Peran masyarakat dalam pendidikan terlihat dalam undang-undang RI
No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, Bab XV, Bagian kesatu,
pasal 54, Ayat 1, 2, dan 3.
1.
Peran
serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok,
keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan.
2.
Masyarakat
dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan.
3.
Ketentuan
mengenai peran serta masyarakat sebagaimana di maksud dalam
ayat (1) dan ayat (2) di atur lebih lanjut dengan peraturan perintah.
Abdullah Idi,
dalam bukunya sosiologi pendidikan, individu, masyarakat dan pendidikan,
menjelaskan, bahwa sumbangan masyarakat terhadap pendidikan adalah sebagai
tempat melakukan sosialisasi, kontrol sosial, pelestarian budaya, seleksi
pendidikan dan perubahan sosial, serta sebagai lembaga pendidikan. Beberapa peran ini dapat di kemukakan sebagai berikut.
1.
Masyarakat
sebagai tempat sosialisasi
Sosialisasi
atau bermasyarakat merupakan salah satu kemampuan yang harus di miliki setiap
orang. Para peserta didik yang belajar di sekolah, suatu saat akan menjadi
anggota masyarakat, karena kelangsungan kehidupannya lebih lanjut berada di
masyarakat. Berbagai kebutuhan hidupnya akan didapati melalui proses interaksi
dan komunikasi dengan masyarakat.
Sejalan dengan itu, maka sejak masih bayi seorang anak harus sudah
di ajak bersosialisasi dengan baik. Dalam sosialisasi tersebut di berikan
pengetahuan tentang nilai-nilai budaya, tradisi,
adat istiadat, norma, ajaran, atau peraturan perundang-undangan dan lainnya
yang ada di masyarakat, sehingga pada saat berinteraksi dan berkounikasi dalam
sosialisasinya itu akan berjalan secara tertib, aman dan damai, tidak bentrok,
konfik dan perpecahan.
Pada
masayarakat tradisional, berbagi etika dan tata cara pergaulan tersebut di tuangkan dalam tradisi dan adat istiadat
yang di pelihara oleh kaum adat atau pemaku adat, bagi
masyarakat modern aturan tersebut di
tuangkan dalam bentuk undang-undang peraturan dan berbagai operating
prosedur.
Proses identifikasi, adaptasi, sinkronisasi, asimilasi,
korkondansi, dan integritas yang merupakan bagian dari proses sosialisasi akan
terjadi dengan baik, apabila di dasarkan pada undang-undang, peraturan dan
nilai-nilai ajaran islam yang di patuhi dan di laksanakan secara konsisten.
Berikut dalil yang berkaitan:
يَاَيُّها
النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنَكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَاُنْثَ وَجَعَلْنَكُمْ شُعُوْبًا
وَقَبَا ئِلَ لِتَعَا رَفُوَا اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ اَتْقَىكُمْ اِنَّ
اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesunggungya orang yang paling mulia di
antara kamu di sisi allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu.
Sesungguhnya allah maha mengetahui lagi maha mengenal.” (QS. Al-Hujurat/49:
13)
2.
Masyarakat
sebagai kontrol sosial
Masyarakat adalah kumpulan dari sejumlah orang yang tinggal di
suatu wilayah, memiliki komitmen, cita-cita dan tujuan yang sama, serta
terikat, patuh dan tunduk pada nilai-nilai agama, serta nilai-nilai lain yang
di sepakati bersama. Setiap anggota masyarakat di samping mendapatkan hak-hak
jamin untuk hidup, mengembangkan pendidikan dan berfikir, memilih, menghayati
dan mengamalkan agamanya, menentukan bidang usaha ekonominya dan menunjukkan
keturunannya, juga memiliki tanggung jawab sosial dan moral (social and moral
obligation) yang di dalam ajaran agama di sebut sebagai fardu kifayah
(kewajiban kolektif), dan perintah melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar
(memerintah orang lain agar berbuat baik dan mencegahnya dari berbuat mungkar).
Dengan demikian masyarakat berperan sebagai kontrol sosial, yakni
mengawasi, memantau dan mencegah orang lain berbuat menyimpang. Dalam
hubungannya dengan pendidikan maka masyarakat memiliki peran ikut mengawasi,
memantau dan mencegah para pelajar dari kemungkinan melakukan berbagai
perbuatan yang merugikan masyarakat.
Beberapa ayat al-Qur’an yang terikat dengan kontrol sosial ini yaitu:
وَ لْتَكُنْ
مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَدْ عُونَ اِلَئ الْخَيْرِ وَيَاْ مُرُونَ بِالْمَعْرُ وفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ
الْمُنْكَرِ
“Dan
hendaknya ada di antara kaum umat yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah
kemungkaran.” (QS Ali Imran/3: 104)
3.
Masyarakat
sebagai pelestari budaya
Budaya sebagaiama di pahami adalah niai-nilai, ajaran, aturan, atau
norma yang tumbuh, hidup dan berkembang di masyarakat dan di gunakan oleh
mereka sebagai acuan, pedoman, dan cognitive framework atau cara pandang yang
membingkai pola pikir, pandangan, sikap dan perbuatan. Dengan demikian budaya
adalah sesuatu yang bersifat batin, jiwa, konsep dan roh yang memengaruhi
sesuatu dan sekaligus membedakan antara satu dan lainnya.
Tidak hanya itu budaya juga dapat di gunakan sebagai sumber
inspirasi, motivasi dan imajinasi dalam menggerakkan sebuah lembaga atau
perusahaan. Selanjutnya nilai-nilai budaya tersebut juga dapat di gunakan
sebagai dasar untuk memimpin sebuah lembaga atau perusahaan. Dengan mengetahui
budaya yang di anut oleh para pegawainya, maka ia akan dapat berkomunikasi,
berinteraksi dan menggerakan pegawai yang di pimpinnya untuk
mencapai prestasi yang tinggi dan menjadi pegawai yang unggul.
Nilai-nilai budaya tersebut tumbuh dan berkembang dalam masyarakat,
karena masyarakatlah yang menyimpan dan memelihara niai-nilai budaya melalui
orang-orang yang hidup dalam masyarakat tersebut. Nilai-nilai, ajaran, bahkan
ilmu pengetahuan, tekhnologi dan
sebagainya yang di ajarkan di sekolah, akan tidak ada artinya jika tidak ada
masyarakat.
Dengan demikian menjadi jelas, bahwa masyarakat adalah merupakan
tempat pelestarian nilai budaya. Kerja sama antara sekolah dan masyarakat
menjadi penting di lakukan, agar keberadaan masyarakat bersedia menerima
kehadiran nilai-nilai yang di ajarkan di sekolah dan di berikan kepada para
lulusannya yang terjun di masyarakat.
4.
Masyarakat
sebagai seleksi pendidikan
Di ketahui
bahwa di masyarakat sebagaimana di kemukakan di atas terdapat berbagai
hal yang di butuhkan lembaga pendidikan, dan sekaligus dapat di gunakan sebagai
bahan pembelajaran. Masyarakat
memiliki sumber daya manusia yang memiliki berbagai keahlian dan profesi: guru,
dokter, ahli mesin, budayawan, seniman, pengusaha, pemilik industry, petani
yang sukses, tokoh sepiritual dan sebagainya. Di tangan mereka itu terdapat
berbagai macam lembaga pendidik, peraatan tekhnologi, produk seni dan budaya,
dan masih banyak lagi. Semua itu dapat
di gunakan sebagai tempat melakukan berbagai aktifitas pendidikan. Sekolah
dapat memilih dan memanfaatkan apa saja yang ada di masyarakat untuk keperluan
pendidikan.
Cara
lainnya yaitu dengan membawa program atau berbagai kegiatan yang ada di
masyarakat ke sekolah. Sekolah misalnya dapat mengundang para pengusaha,
petani, pemilik industry, seniman dan lain-lain untuk memberikan wawasan dan
pengalaman kesuksesannya dalam mengelola berbagai kegiatan tersebut.
5.
Masyarakat
sebagai tempat belajar
Paradigma
pendidikan saat ini telah mengalami pergeseran yang amat signifikan. Di masa
lalu, dan juaga masih ada di masa sekarang berpandangan, bahwa pendidikan
adalah menuntut ilmu pengetahuan kepada seorang guru yang berada di lembaga
pendidikan atau tempat lain. Paradigma ini menyebabkan pendidikan adalah
pengalihan ilmu pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan lain sebagainya dari
generasi tua kepada generasi muda. Sehingga terjadi kesinambungan nilai, budaya,
adat istiadat, ilmu pengetahuan, wawasan dan keteramilan pada generasi
berikutnya.
Pendidikan dan masyarakat dua variabel yang
tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan. Karenanya pendidikan yang
berbasis masyarakat adalah pendidikan yang menekankan dan menegaskan
keterlibatan masyarakat dalam program pendidikan. Misalnya, jika salah seorang
anggota keluarga sakit maka semua akan merasakan. Sekurang-kurangnya prihatin,
begitulah selayaknya yang terjadi dalam dunia pendidikan. Hal ini diakui oleh
Abuddin Nata, bahwa untuk mewujudkan misi pendidikan seluruh komponen
pendidikan seperti kurikulum, guru, meode, sarana, dan prasarana harus
diraancang dengan mempertimbangkan kepentingan masyarakat.
Kesadaran
akan pentingnya memeransertakan orang tua dan masyarakat pada proses
pengelolaan pendidikan, khususnya disekolah sebenarnya sudah berlangsung sejak
lama, yaitu sejak dipahami konsep tri pusat pendidikan (Keluarga, Masyarakat,
Pemerintah).
Memungkinkan
peran serta masyarakat sekitar untuk berpartisipasi dalam menetukan kebijakan
dan operasionalisasi kegiatan sekolah. Orang tua dan masyarakat sekitar yang
bisa diajak untuk berpartisipasi dalam pembiayaan pendidikan.
Peran
serta masyarakat dalam dunia pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan dalam
sekolah. Secara yuridis formal telah ada keputusan mendikbud pada tanggal 5
Agustus1993 nomor 0293/U/1993 tentang pembentukan badan pembantu penyelenggara
pendidikan atau di singkat BP3. Yang keberadaannya untuk mewadahi peran serta
orang tua dan masyarakat disubordinakan dibawah kepala bagian sekolah sebagai
pembinanya. Hanya pelaksnaannya masih “setengah hati” artinya keterlibatan
masyarakat tidak pernah mendapatkan pengakuan yang tulus dari birokrat
pendidikan yang berbasis feodalisme.
Keharusan
masyarakat terlibat dalam menangani masalah-masalah pendidikan, sebenarnya
sudah menjadi peraturan undang-undang no. 2 tahun 1989 tentang sistem
pendidikan nasional pada bab I butir 10 misalnya menyatakan bahwa sumber daya
pendidikan adalah dukungan dan penunjang pelaksanaan pendidikan yang terwujud
sebagai tenaga, dana, sarana, dan prasarana yang tersedia dan digunakan serta
didayagunakan oleh keluarga, masyarakat, peserta didik dan pemerintah baik
sendiri maupun secara bersama-sama.
Berikut ini adalah beberapa peran dari masyarakat terhadap
pendidikan ( sekolah ) :
a.
Masyarakat berperan serta dalam pendidikan dan membiayai sekolah.
b.
Masyarakat dalam mengawasi pendidikan agar sekolah tetap membantu dan mendukung
cita-cita dan kebutuhan masyarakat.
c.
Masyarakatlah yang ikut menyediakan tempat pendidikan seperti gedung museum,
perpustakaan.
d.
Masyarakatlah yang menyediakan berbagai
sumber untuk sekolah.
e.
Masyarakatlah sebagai sumber pelajaran atau laboratorium tempat belajar.
Dengan demikian, jelas sekali peran masyarakat sangatlah besar terhadap
pendidikan terlebih kepada sekolah, untuk itu sekolah perlu memanfaatkan sebaik
baiknya. Paling tidak harus dapat mempergunakan sumber sumber pengetahuan yang
ada di masyarakat. Dengan alasan sebagai berikut:
- Dengan melihat apa yang terjadi dimasyarakat, anak didik akan mendapatkan pengalaman langsung ( first hand experience ) sehingga mereka dapat memiliki pengalamanyang konkret dan mudah di ingat
- Pendidikan membina anak anak yang berasal dari masyarakat dan akan kembalai kepada masyarakat.
- Di masyarakat banyaksumber pengetahuan yang mungkin guru sendiri belum mengetahuinya
- Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat membutuhkan orang orang yang terdidik dan anak didik pun membutuhkan masyarakat.
Ramayulis dalam bukunya dasar dasar pendidikan islam menjelaskan bahwa
peran masyarakat terhadap pendidikan anak:
- Memberikan pelayanan pendidikan bagi anggota masyarakat yang tidak mengikuti pendidikan sekolah.
C. Peran masyarakat dalam Perspektif
Pendidikan Islam
Berdasarkan tantangan yang akan dihadapi didalam masyarakat
terutama peran pendidikan
agama Islam dan peran Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun2003, maka bentuk peran serta masyarakat dalam rangka ikut
serta meningkatkan pembelajaran
pendidikan agama Islam yaitu:
1.
Revitalisasi serta reorientasi, didalam
pendidikan keIslaman terutama pada keluarga dan anggota keluarga merupakan bagian tak terpisakan dari
individu-individu masyarakat, serta memiliki
peranan dalam masyarakat yang strategis didalam memberikan dorongan terhadap pendidikan agama Islam. Tanggung
jawab kedua
orang tua sangatlah penting keberlangsungan pendidikan terutama dalam bidang pendidikan keagamaan terhadap semua anggota keluarga dan akan memberikan dampak yang sangat nyata dalam peran meningkatan pendidikan agama dengan memberi contoh atau uswah yang baik terutama berperilaku keagamaan di dalam
keluarga, akan menjadi lebih efektif pada proses tercapainya tujuan pendidikan keIslaman yaitu untuk menjadi pribadi yang paripurna.Peranan pada keluarga yang berperan sebagai pendidikan pertama dan utama, adalah peranan yang sangat nyata bagi anggota masyarakat untuk mengembalikan fungsinya sebagai “madrosatul
ula”. Fungsi-fungsi di dalam setiap anggota keluarga tersebut harus kembali mendapatkan penguatan, baik itu sebagai ayah, sebagai ibu maupun sebagai anak, yang merupakan suatu bagian lingkungan terkecil di masyarakat.
orang tua sangatlah penting keberlangsungan pendidikan terutama dalam bidang pendidikan keagamaan terhadap semua anggota keluarga dan akan memberikan dampak yang sangat nyata dalam peran meningkatan pendidikan agama dengan memberi contoh atau uswah yang baik terutama berperilaku keagamaan di dalam
keluarga, akan menjadi lebih efektif pada proses tercapainya tujuan pendidikan keIslaman yaitu untuk menjadi pribadi yang paripurna.Peranan pada keluarga yang berperan sebagai pendidikan pertama dan utama, adalah peranan yang sangat nyata bagi anggota masyarakat untuk mengembalikan fungsinya sebagai “madrosatul
ula”. Fungsi-fungsi di dalam setiap anggota keluarga tersebut harus kembali mendapatkan penguatan, baik itu sebagai ayah, sebagai ibu maupun sebagai anak, yang merupakan suatu bagian lingkungan terkecil di masyarakat.
2.
Penguatan Learning Society, Salah satu tempat yang potensial pada penguatan learning
society yaitu memfungsikan Masjid,
Musholla, atau Langgar dan lembaga-lembaga non formal lainnya. Setiap RW memiliki Masjid atau Musholla, yang secara umum mempunyai jama’ah masing-masing (yang terdiri dari anggota
masyarakat). Pada kontek ini tempat ibadah seperti Masjid juga telah berfungsi
sebagai tempat pembelajaran masyarakat digunakan untuk dapat meningkatkan
pengetahuan keislaman. Pusat-pusat pembelajaran di dalam masyarakat masalah
agama telah berlangsung di Masjid sejak berabad-abad lalu sampai dengan
sekarang. Namun
pada era teknologi informasi ini meng-hegemony hampir diseluruh
lapisan kehidupan didunia, maka tradisi belajar membaca Al-Quran di
masjid, musholla
dan langgar pada pada waktu itu berkurang. Jutaan orang masyarakat yang muslim dulu biasa belajar keagamaansetelah shalat magrib sampai shalat Isya. Sekarang sudah beralih ke depan TV, menonton film, sinetron dan atau keliling ke Mall. Selain itu untuk meminimalisir distorsi pemahaman agama pada masyarakat, dapat dipelopori dan dimulai dari gerakan acara di TV dan serta internet sehat, dll.
dan langgar pada pada waktu itu berkurang. Jutaan orang masyarakat yang muslim dulu biasa belajar keagamaansetelah shalat magrib sampai shalat Isya. Sekarang sudah beralih ke depan TV, menonton film, sinetron dan atau keliling ke Mall. Selain itu untuk meminimalisir distorsi pemahaman agama pada masyarakat, dapat dipelopori dan dimulai dari gerakan acara di TV dan serta internet sehat, dll.
3.
Berpartsipasi aktif dalam Komite Madrasah/Sekolah, Salah satu dari sarana untuk ikut berperan serta di dalam
meningkatkan suatu kualitas pendidikan agama adalah masyarakat yang juga dapat ikut
berperan aktif di Komite Sekolah/Madrasah sebagaimana yang diatur di dalam pasal
56 UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, bahwa masyarakat juga dapat ikut
berperan aktif dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi yaitu
perencanaan,
pengawasan dan evaluasi terhadap program pendidikan. Termasuk yang di dalamnya bidang pendidikan agama (Maujud, 2017)
pengawasan dan evaluasi terhadap program pendidikan. Termasuk yang di dalamnya bidang pendidikan agama (Maujud, 2017)
4.
Mendorong dan mendukung dalam semua program Pendidikan Agama di madrasah/sekolah, Peran serta
masyakat dalam meningkatkan mutu pendidikan agama juga bisa dapat dilakukan
dengan cara mendorong dan mendukung disemua kebijakan yang
dilakukan Sekolah/madrasah yang terkait dalam peningkatan suatu mutu pendidikan agama, baik melalui program kegiatan kurikuler, misalnya, dengan adanya jam tambahan khusus untuk jam pelajaran agama (Membaca Al-Qur’an setiap harinya pada awal memulai pembelajaran dikelas, seperti di Al-Azhar, di
MAN, di MTS, dan Islamic Fullday School, atau dari beberapa sekolah umum lainnya, dan juga membiasakan dengan berbusana Muslim di Sekolah umum juga tentunya dapat mendukung di dalam program-program ekstra, seperti pengamalan ibadah, praktikum Dhuha, bimbingan baca quran, dll.
dilakukan Sekolah/madrasah yang terkait dalam peningkatan suatu mutu pendidikan agama, baik melalui program kegiatan kurikuler, misalnya, dengan adanya jam tambahan khusus untuk jam pelajaran agama (Membaca Al-Qur’an setiap harinya pada awal memulai pembelajaran dikelas, seperti di Al-Azhar, di
MAN, di MTS, dan Islamic Fullday School, atau dari beberapa sekolah umum lainnya, dan juga membiasakan dengan berbusana Muslim di Sekolah umum juga tentunya dapat mendukung di dalam program-program ekstra, seperti pengamalan ibadah, praktikum Dhuha, bimbingan baca quran, dll.
5.
Mendirikan
lembaga pendidikan agama, yang
berbasis mutu
Suatu lembaga pendidikan keagamaan secara umum masih tetap dianggap lembaga pendidikan nomor dua jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah umum lainnya. Masalah ini juga yang dapat menjadikanperhatian para pengamat pendidikan Islam,
maka wujud nyata peran serta dalam masyarakat sebagai usaha untuk
meningkatkan kualitas mutu pendidikan keagamaan yaitu mendirikan serta
mengembangkan lembaga-lembaga keagamaan yang bersifat nonforman berbasis mutu keislaman.
Suatu lembaga pendidikan keagamaan secara umum masih tetap dianggap lembaga pendidikan nomor dua jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah umum lainnya. Masalah ini juga yang dapat menjadikanperhatian para pengamat pendidikan Islam,
maka wujud nyata peran serta dalam masyarakat sebagai usaha untuk
meningkatkan kualitas mutu pendidikan keagamaan yaitu mendirikan serta
mengembangkan lembaga-lembaga keagamaan yang bersifat nonforman berbasis mutu keislaman.
D. Kerjasama Lembaga Masyarakat
Untuk Mengembangkan Pendidikan
Untuk mendorong para pemuda-pemudi menyerap
nilai-nilai rohaniah dan prinsip akhlak, baik sebagai tingkah laku maupun
sebagai iman, sangat memerlukan bantuan lembaga-lembaga masyarakat yang
dapat berperan dalam mencapai tujuan ini. Disamping itu ia membutuhkan pula
faktor-faktor persuasif dan impresif. Tidak diragukan lagi bahwa peran serta
lembaga-lembaga yang memiliki efektifitas dan daya bimbingan serta pengarahan,
merupakan hal-hal yang sangat diperlukan untuk menjadikan para pemuda-pemudi
mampu menegakkan nilai-nilai tersebut setinggi-tingginya.
Lembaga-lembaga yang
dimaksudkan itu adalah rumah tangga dan lingkungan, masjid, media penerangan
yang terdiri dari radio, televisi, teater, bioskop, buku. Disamping sekolah
yang merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kaum muda, terutama yang
berkenaan dengan aspek kerohanian dan akhlak.
Perlu dicatat, bahwa semua
lembaga tersebut belum melaksanakan tugasnya secara sempurna dalam
mengembangkan pendidikan agama dan menunjang nilai-nilai rohani sehingga
menyebabkan kita menerima pengalaman pahit yang melibatkan sebagian besar dari
pemuda-pemudi kita seluruhnya.
Berikut ini akan dikemukakan
lembaga-lembaga tersebut disertai peran dan tanggung jawabnya:
a.
Rumah
tangga dan lingkungan
Pada masa lalu, rumah tanggalah yang
melaksanakan pendidikan agama bagi anak-anak. Akan tetapi, sekarang ini rumah
tangga tidak mampu lagi melaksanakan tugas ini karena beberapa sebab,
diantaranya adalah karena anggota keluarga buta huruf atau terpelajar tapi
tidak mempunyai pengetahuan agama, ataupun karena sibuk dengan tugas-tugas
lain. Seperti, mencari kebutuhan hidup beraneka ragam.
Anak-anak pada masa lalu terdidik dalam
lingkungan keagamaan. Ajaran-ajaran agama terbentuk dalam diri mereka melalui
metode contoh teladan dan meniru. Ajaran agama mengalir ke urat nadi mereka
laksana darah yang mengharuskan mereka mengerjakan beberapa pekerjaan yang
tertentu dalam kehidupan mereka.
Apabila lingkungan ini telah mengembangkan
pembawaan-pembawaan mereka dan telah menyempurnakan semua fase-fase
perkembangan mereka dengan baik, suci, bersih lahir dan batin, ditandai dengan
kebaikan akhlak yang utuh disertai dengan nilai-nilai dasar untuk berinteraksi
dengan lingkungannya.
b.
Masjid
Masjid tidak lagi berfungsi sebagaimana halnya
pada masa lalu yang mengemban tugas pengajaran. Tetapi hanya menjadi tempat
untuk berkunjung dan melaksanakan syiar-syiar agama saja. Manusia tidak lagi
meramaikannya kecuali beberapa saat saja dalam seminggu. Dengan demikianlah
sunyilah kehidupan mereka dari agama yang benar.
Pada
saat ini kita dapat menghitung dengan jari jumlah masjid yang masih menjalankan
fungsinya sebagaimana masjid pada zaman dahulu, yang mengajarkan ajaran agama
kepada masyarakat. Masjid merupakan sekolah islam yang pertama dimana dimulai
pengajaran dan pendidikan agama. Disaat itu belum ada pemisah antara pengajaran
dan peribadatan, selama keduanya merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada
allah. Masjid-masjid dipergunakan sebagai sekolah untuk mengajarkan
masalah-masalah agama kepada anak-anak dan orang dewasa, dan tempat membahas
al-qur’an.
c.
Media
penerangan
Ada berbagai
macam media penerangan yang mempunyai pengaruh langsung terhadap pendengar,
pemirsa dan pembacanya, antara lain: radio, televisi, teater, buku-buku,
majalah-majalah, surat kabar dan sebagainya.
Dari media penerangan di atas, penyajiannya harus bisa lebih diterima
agar lebih dapat diterima serta mempunyai pengaruh yang lebih mendalam.
Peranan
penyiaran televisi tampaknya lebih menonjol karena ia merupakan media yang
lebih aktif dan efektif serta berperan memberikan bimbingan dalam hal
apapun. Data statistik menunjukkan bahwa
90% anak-anak sudah mengenal televisi
sebelum mereka bersekolah dan sebelum tahu membaca. Sesungguhnya masyarakat kita sangat
memerlukan kesungguhan yang matang untuk menyiapkan materi-materi yang akan
disajikan melalui media apapun. Karena
anak-anak akan mendapat pengalaman melalui pengamatan mereka terhadap apa yang
sudah mereka saksikan, lalu mereka akan
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
d.
Sekolah
Sekolah
mempunyai beban yang amat berat dari banyaknya kelembagaan masyarakat yang
sudah kita uraikan di atas. Sebab sekolah satu-satunya lembaga yang
mengumpulkan semua anak rakyat dalam waktu yang sepanjang mungkin. Sebenarnya harapan untuk melaksanakan
tanggung jawab yang berat ini bukan hanya tertuju pada sekolah tapi sangat erat
kaitannya dengan rumah tangga atau keluarga, jika keluarga bersikap beku atau
pasif maka ini bisa dikatakan sebagai penghalang, sebab tidak bersedia memberikan
bantuan apa pun dalam proses pembangunan dan perbaikan pendidikan
anak-anak. Maka itu jadilah keluarga
yang aktif agar pendidikan anak-anak merasa terbantu bukan hanya sekedar di
sekolah saja.
E. Pembinaan dan Tanggung Jawab
Pendidikan Oleh Masyarakat
Dilihat dari konsep pendidikan, masyarakat adalah
sekumpulan banyak orang dengan berbagai ragam kualitas diri mulai dari yang
tidak berpendidikan sampai kepada yang berpendidikan tinggi. Baiknya kualitas
suatu masyarakat di tentukan oleh kualitas pendidikan para anggotanya. Makin
baik pendidikan anggotanya makin baik pula kualitas masyarakat secara
keseluruhan.
Bila dilihat
dari lingkungan pendidikan, masyarakat disebut lengkungan pendidikan non formal
yang memberikan pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh
anggotanya tapi tidak sistematis.
Pendidik
dalam masyarakat adalah orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap
pendewasaan anggotanya melalui sosialisasi lanjutan yang diletakkan dasar dasar
oleh keluarga dan juga oleh sekolah sebelum mereka masuk ke masyarakat.
Pemimpin resmi maupun tidak resmi merupakan pendidik dalam masyarakat, mereka
itu adalah orang orang yang memegang jabatan di bidang pemerintahan mulai dari
lurah sampai kepada pemimipin Negara. Pemimpin tidak resmi adalah ulama, kepala
suku, ketua adat, tokoh partai, dan tokoh masyarakat diharapkan melakukan
pembinaan masing masing anggotanya dengan penuh kesadaran dan bertanggung
jawab, baik secara sendiri sendiri atau secara bersama sama melalui institusi
atau lembaga yang dipimpinnya.
Secara
konsepsional tanggung jawab pendidikan oleh kedua jenis pimpinan masyarakat ini
anatra lain adalah mengawasi, menyalurkan, membina dan meningkatkan kualitas
anggotanya.
- Mengawasi jalannya nilai sosial budaya
Maysrakat
indonesia sejak dahulu sangat menjunjung tinggi nilai sosial budaya yang ada
dalam masyarakat masing masing. Bahkan sesuai dengan sikap masyrakat ada yang
berkehendak melestarikan dan mengembangannya. Untuk dapat lestari dan
berkembang nya nilai nilai sosial budaya ini di perlukan kewibawaan dalam
melakukan pengawasan.
Dalam
memahami arti nilai sosial budaya yang terdapat dalam adat, kebiasaan,
aturan sosial yang berlaku dan aturan agama akan diabaikan oleh anggota
masyarakat terutama generasi muda. Maka disitulah tanggung jawab pemimpin dalam
mengawasi anggotanya.
Selain itu
kewajiban dan tanggung jawab pemimpin tidak resmi dalam masyarakat indonesia
adalah pendidikan agama (islam) dalam masyarakat adalah seperti ceramah agama
melalui kuliah subuh.[7]
- Menyalurkan aspirasi masyarakat
Keinginan
masyarakat untuk hidup bahagia dan sejahtera serta aman sejak pemerintahan orde
baru makin besar. Nerbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah antara lain
dengan menggalakkan transmigrasi, sistem keamanan lingkungan , posyandu dan
lain lain. Keberhasilan usaha itu tidak terlepas dari peran pemimpin informal
dalam masyarakat
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pendidikan memegang peranan penting
dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Selain itu dengan
pendidikan dapat diwujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga
terpeliharanya kelangsungan pembangunan untuk menuju kejayaan, keluar dari
kebodohan dan kemiskinan. Dengan demikian pendidikan mutlak harus dilaksanakan,
ditumbuhkan dan dikembangkan.
UUD Sisdiknas No.20 tahun 2003 rnenyatakan bahwa
"pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkau suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk merniliki kekuatan spiritual keagarnaan, pengendalian diri,
kepribadian, akhlak rnulia serta
keterarnpilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara".
Masyarakat
adalah sekumpulan manusia yang sating bergaul, dalarn istilah ilmiah adalah
saling berinteraksi. Definisi lain.masyarakat adalah kesatuan hidup manusia
yang berinteraksi rnenurut suatusistem adat istiadat tertentu yang bersifat
kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama, kontinuitas
merupakan kesatuan masyarakat yang memiliki 4 ciri yaitu: 1) lnteraksi antar
warga-warganya, 2) Adat istiadat, 3) Kontinuitas waktu, 4) Rasa identitas kuat
yang mengikatsemua warga. Untuk
mendorong para pemuda-pemudi menyerap nilai-nilai rohaniah dan prinsip akhlak,
baik sebagai tingkah laku maupun sebagai iman, sangat memerlukan bantuan
lembaga-lembaga masyarakat yang dapat berperan dalam mencapai tujuan ini. Lembaga tersebut seperti: 1) Rumah tangga dan
lingkungan, 2) Masjid, 3) Media penerangan, 4) Sekolah.
2. Saran
Alhamdulillah
makalah ini sudah kami selesaikan dengan berbagai macam referensi yang kami
kutip lalu kami satukan agar mudah dipahami dan dimengerti. Sekiranya kalau ada yang kurang dari apa yang
kami jelaskan ataupun kami kurang memberikan referensi yang banyak, diharapkan
kepada pembaca agar bisa memberi kritik yang membangun agar makalah ini bisa
menjadi makalah yang berkualitas tinggi. Dan kami dari penulis makalah memohon
maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Nata Abuddin, 2003, Kapita Selekta Pendidikan Islam, ANGKASA Bandung, Bandung.
Ahmad
Qadir Abdul Muhammad, 2008, Metodologi Pengajaran Agama Islam, PT
Asdi Mahasatya.
Nata Abuddin, 2014, Sosiologi Pendidikan Islam, PT
RajaGrafindo PERSADA, Jakarta.
Idi
Abdullah, Safarina, 2004, Sosiologi Pendidikan, PT RajaGrafindo PERSADA,
Jakarta.
Mudyahardjo Redja, 2014, Pengantar Pendidikan, PT RajaGrafindo,
Jakarta
Sumber Internet :
http://ilmpupendidikan1c.blogspot.com/2013/12/peranan-masyarakat-dalam-pendidikan-di.html (Diakses pada Rabu, 16 Oktober
2019 pukul 09.17)
https://pykmudiak.wordpress.com/2011/07/16/4 /(Diakses pada Rabu, 16 Oktober
2019 pukul 09.22)
peran serta masyarakat dalam pengawasan pendidikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar